Friday, 31 March 2017

Keutamaan Orang yang Melangkahkan Kaki ke Masjid


SEORANG muslim wajib melaksanakan ibadah solat lima waktu. Apalagi bagi kaum Adam yang dianjurkan melaksanakan solat berjemaah di masjid. Kadang-kadang bagi mereka yang rumahnya jauh dari masjid, rasa malas membuat seseorang enggan berangkat ke masjid.

Padahal, banyak keutamaan yang didapatkan bagi seseorang yang senantiasa melangkahkan kakinya ke masjid. Apalagi bagi mereka yang letaknya jauh dari masjid.


Ada sebuah hadis yang menjelaskan tentang keutamaan orang yang jauh dari masjid namun masih tetap menjalankan solat di masjid.

عن أبي موسى – رضي الله عنه – ، قَالَ : قال رَسُول اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – : (( إنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أجْراً في الصَّلاةِ أبْعَدُهُمْ إلَيْهَا مَمْشىً ، فَأَبْعَدُهُمْ ، وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الإمَامِ أعظَمُ أجْراً مِنَ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ )) متفقٌ عَلَيْهِ .

Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahawa Rasulullah shallahu' alaihi wa sallam bersabda,


"Sesungguhnya orang yang paling besar pahalanya di dalam solat adalah yang paling jauh berjalan menuju shalat, lalu yang jauh berikutnya. Dan orang yang menunggu shalat sampai ia melaksanakannya bersama imam lebih besar pahalanya daripada orang yang shalat kemudian tidur. "(Muttafaq 'alaih. HR. Bukhari, no. 651 dan Muslim, no. 669)

Dalam hadis tersebut, dapat kita ketahui bahawa ada beberapa keutamaan, di antaranya:

1. Makin banyak langkah ke masjid, makin banyak pahala yang diperoleh.

2. Makin jauh dari masjid bererti makin banyak langkah dan makin berat, itulah yang membuat pahala semakin besar.

3. Hendaknya yang jaraknya jauh dari masjid lebih semangat untuk ke masjid kerana pahalanya lebih besar berbanding dengan orang yang rumahnya dekat dengan masjid kerana orang yang dekat mudah sekali untuk ke masjid.

4. Sebahagian ulama menjadikan hadis ini sebagai dalil untuk memilih masjid yang lebih jauh. Namun yang lebih tepat, solat di masjid terdekat lebih utama agar boleh berinteraksi dan bersosial hingga mendakwah tetangga dan orang dekat rumah. Lihat bahasan di sini.

5. Hadits ini menunjukkan keutamaan menunggu shalat.

6. Hadits ini membicarakan tentang solat Isya '. Hal ini menunjukkan bahawa boleh mengundur waktu solat tersebut, ditunjukkan dalam hadis lain sehingga satu pertiga malam.

7. Shalat bersama imam dengan menunggunya lebih utama daripada seseorang lebih dahulu solat kemudian tidur.

8. Solat berjemaah bersama imam lebih utama berbanding solat di awal waktu seorang diri.

9. Imam haruslah orang yang paling fakih dan faham akan kitabullah, dialah yang didahulukan daripada yang lain dalam solat.

10. Solat bersama imam tanda bahawa kaum muslimin itu berjumlah sangat besar (sawadul A'zhom). Solat berjemaah dengan imam menunjukkan persatuan kaum muslimin dan akan semakin membuat takut musuh-musuh mereka. Inilah yang menunjukkan faedah besar daripada solat berjemaah.

sumber islampos.com


from Detik Islam http://ift.tt/2noN5Hv
via Masa Untuk Islam

7 GAMBAR Raja Baru Saudi SOLAT Dalam Kaabah. SUBHANALLAH Indah Dalaman Kaabah !!!

Raja Arab Saudi iaitu Raja Salman Bin Abdul Aziz Al Saud telah membuat lawatan ke Masjidil Haram untuk melihat perkembangan Tanah Suci itu sebelum Subuh, Ahad lalu. Malah Raja Salman sempat membersihkan dan mengerjakan solat di dalam Kaabah.






Jurutera Bakr bin Mohammed memberi taklimat kepada Raja Salman mengenai perkembangan kerja-kerja pembesaran kawasan Masjidil Haram, Mekah. Projek yang dijangka siap sepenuhnya menjelang tahun 2020 menggunakan kos sebanyak SR21 billion dan akan meningkatkan kapasiti untuk 2.5juta jemaah.


from Jom Dakwah http://ift.tt/2nJ1xO6
via Kuliah Islam

Bid’ah dalam Islam – Pengertian, Jenis, dan Cara Menghindarinya



Dalam islam, segala aktivitas dan ibadah yang kita jalankan haruslah sesuai dengan garis yang telah Allah tetapkan dalam Al-Quran atau apa yang telah Nabi contohkan melalui Sunnahnya. Tentu saja hal ini agar manusia tidak sembarangan dalam melaksanakan perintah Allah atau merubah-rubah sesuai dengan keinginan dirinya sendiri.
Di dalam islam sendiri telah ada rukun imanrukun islamIman dalam Islam,Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman yang memandu agar umat islam tidak terjebak pada ibadah yang salah.
Untuk itu, muncul istilah bid’ah sebagai bentuk perbuatan yang tidak dicontohkan Rasulullah atau terdapat dalam aturan islam khususnya dalam masalah ibadah yang berhubungan langsung kepada Allah SWT. Berikut adalah permasalahan bid’ah dalam islam, yang dapat diketahui oleh umat islam secara umum.

Pengertian Bid’ah

Menurut Imam Asy-syatibi, bid’ah adalah bentuk ibadah atau perilaku yang menyerupai ajaran agama islam namun tidak sesuai dengan syariat atau tidak terdapat dalilnya secara tepat. Adapun pengertian lain dari bid’ah yaitu mengada-ngada bentuk ibadah atau syariat agama. Tentu saja, hal ini tidak diperbolehkan dalam islam.
Umat islam tentunya menjalankan ibadah dengan benar sesuai tuntunan syariah agar dapat menjalankan tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama. Bid’ah tentunya dapat merusak hal tersebut.
Dalam pelaksanaanya, bid’ah memiliki dua bagian perilaku. Perbuatan bid’ah bisa masuk dalam bentuk kebiasaan atau tradisi atau juga dalam bentuk pelaksanaan agama islam. Perbuatan bid’ah yang masuk dalam kebiasaan atau tradisi tidak semuanya diharamkan atau dilarang, selagi tidak melanggar prinsip dasar islam atau agama. Misalnya saja penemuan baru IPTEK atau mengembangkan teknologi. Hal ini pada dasarnya adalah mubah.
Dalam bi’dah agama atau pelaksanaan dien islam, tentu hal ini dilarang atau diharamkan. Hal ini sebagaimana yang pernah Rasulullah sampaikan : “Barangsiapa yang mengadakan hal yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang bukan urusan tersebut, maka perbuatannya akan tertolak atau diterima.”
Di dalam hadist lain, Rasulullah pun pernah menyampaikan bahwa pelaku bi’dah yang amalannya tidak didasarkan kepada urusan kami (agama islam, sunnah Rasulullah) maka perbuatannya akan ditolak.

Jenis-Jenis Bid’ah

Untuk lebih memahami mengenai bid’ah maka ada beberapa jenis bid’ah dan yang tergolong ke dalam aktivitas bid’ah. Bid’ah ini sebagaimana disebutkan di atas terdiri dari dua macam salah satunya adalah bid’ah yang dilakukan berhubungan dengan islam.
Bid’ah Ad-Dien Islam terdiri dari dua macam yaitu bid’ah qualiyah i’tiqadiyah dan bid’ah fil ibadah. Untuk Bid’ah Ibadah sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu yang berhubungan dengan pokok ibadah dan juga yang berkaitan dengan penambahan ibadah.
  1. Bid’ah Qauliyah Itiqadiyah
Bid’ah ini adalah bentuk bid’ah yang berbentuk keyakinan dari ucapan-ucapan yang disebutkan oleh kelompoknya atau golongannya. Akan tetapi, tentu saja perkataan-perkataan mereka tidak selalu benar dan bisa bernilai sesat.
  1. Bid’ah Menambah Ibadah
Bid’ah ini berkaitan dengan ibadah yang tidak disyariatkan oleh Allah dalam tuntunan islam atau panduan sunnah Rasul. Pada dasarnya, bid’ah ini adalah pelaksanaan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan syariat islam. Pelaksanaan syariat islam tentu saja dibutuhkan agar umat islam tidak sembarangan atau tanpa tuntunan dalam menjalankan ibadah.
Jenis Bid’ah Dalam Ibadah
Bid’ah dalam ibadah sering kali terjadi, khususnya bagi mereka yang kurang ilmu atau tidak memahami konsep ibadah dalam islam secara umum. Dalam bid’ah ibadah contohnya disebutkan dibawah ini.
  1. Bid’ah Yang Berhubungan dengan Pokok Ibadah
Bidah yang berkaitan dengan pokok-pokok ibadah adalah bi’dah yang mengadakan ibadah tanpa ada dasar dalam islam atau syariat islam. Dalam hal ini, islam tidak pernah mengadakan bentuknya namun dibentuk sendiri oleh manusia atau kebiasaan budayanya. Misalnya saja seperti perayaan hari ulang tahun, shalat yang tidak ada sunnah-nya, atau perayaan har besar yang tidak ada dalam islam.
  1. Bid’ah yang Menambah-Nambah Ibadah
Bid’ah ini adalah bid’ah yang melakukan tambahan-tambahaan ibadah padahal tidak ada dalam Al-Quran dan Sunah. Misalnya saja menambah rakaat shalat wajib, melakukan shalat sunnah di luar waktu yang sudah ditentukan, dan lain sebagainya. Bid’ah ini tentu dilarang dan diharamkan, karena islam sudah menetapkan aturan baku secara jelas mengenai hal tersebut.
  1. Bid’ah Pada Sifat Ibadah
Bid’ah ini misalnya saja pelaksanaan zikir yang dilakukan dengan suara kencang, berjamaah, atau sampai ribuan kali hingga mezalimi diri sendiri. Zikir adalah perintah Allah agar umat islam bisa mengingat dan menghayati kebesaran Allah, bukan malah menzalimi diri. Karena hakikat manusia beribadah sejatinya agar manusia bisa berjuang dan hidup di dunia untuk bekal di akhirat semaksimal mungkin.
  1. Bid’ah untuk Mengkhususkan Ibadah
Bid’ah ini contohnya adalah pelaksanaan nisfu sya’ban yang dilakukan tanggal 15 bulan sya’ban. Pelaksanaan ini tentu saja tidak berdasarkan pada ajaran agama islam, karena Rasulullah sendiri tidak pernah mensyariatkannya. Untuk bisa mengkhususkan sesuatu tentu saja membutuhkan dalil, tidak bisa sembarangan.

Agar Tidak Terjebak Bid’ah

Sebagai umat islam, tentu saja kita mengingakan agar ibadah kita dapat diterima sempurna oleh Allah SWT. Untuk itu, umat islam harus bisa memahami bagiamana cara agar tidak terkena ibadah atau perilaku bid’ah yang bisa menolak ibadha kita. Beirikut adalah cara agar tidak terjebak pada bid’ah dalam ibadah.
  1. Memahami Substansi Ibadah
Sebelum menjalankan ibadah, tentu kita harus memahami terlebih dahulu substansi dari ibadah yang akan kita laksankaan. Hal ini supaya kita mengetahui ibadah kita tersebut apa tujuan dan fugsinya yang dimaksudkan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul. Dengan Memahami Subsntasinya kita tidak akan salah jalan dan selalu berada dalam jalur ibadah tersebut.
  1. Melengkapi Ilmu Pengetahuan dengan Dalil
Agar tidak terjebak juga pada bid’ah maka sebaiknya ketika mempelajari masalah ibadah kita senantiasa menjaga ilmu pengetahuan tersebut dengan dalil yang sah dan benar. Pengetahuan islam mengenai ibadah yang tanpa dalil akan membuat kita
  1. Menanyakan Ibadah Kepada Ahlinya
Dalam menjalankan perintah Allah, tentu saja tidak boleh sembarangan. Untuk itu, jika ada informasi atau pengetahuan ibadah yang tidak kita ketahui maka tanyakanlah kepada ahlinya yang benar-benar memiliki pengetahuan dan kredibilitas. Hal ini menghindarkan kita dari para ulama yang asal-asalan dalam memahami ilmu.
  1. Selalu Mempelajari Lebih Dalam Masalah Agama
Walaupun seorang muslim bukanlah ulama, mempelajari lebih dalam soal agama adalah kewajiban. Orang yang menjalankan bid’ah biasanya karena memang ia tidak memahami dan mempelajarinya lebih mendalam. Untuk itu, selalu  memperdalam masalah agama adalah hal yang harus dilakukan untuk menghindari bid’ah.
  1. Tidak Tergesa-Gesa
Tidak tergesa-gesa dalam menerapkan agama artinya bukan menunda-nunda namun selalu mengkroscek dan mencari sumber pengetahuan yang lebih mendalam lagi. Tidak mudah mempercayai dari apa yang disampaikan terutama oleh orang yang dalam ilmunya mengenai agama.
Semoga kita dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW agar hidup kita dapat mencapai  sukses di Dunia Menurut IslamSukses Menurut IslamSukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam yang diridhoi Allah SWT.




Sumber : dalamislam.com


from Jom Dakwah http://ift.tt/2nnBbxx
via Kuliah Islam

5 Kewajiban Anak Perempuan Terhadap Orang Tua setelah Menikah



Sebagai anak perempuan yang telah menikah, kewajiban yang harus dipenuhi tentu saja bukan lagi hanya kepada orang tua melainkan kepada suaminya. Islam sendiri memberikan perintah kepada muslimah agar selalu mentaati suaminya dan mengikuti suaminya selagi suaminya masih dalam aturan atau syariat islam. Hal ini semata-mata untuk mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia ,Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam. Semua pencapaian tersebut berdasarkan dengan fungsi agama.
Hal ini sebagiamana disampaikan oleh hadist nabi “Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua” (HR Tirmidzi)
Akan tetapi, tentu saja bukan berarti seorang anak perempuan harus melupakan orang tuanya atau lepas dari tanggung jawabnya terhadap orang tua. Ia masih harus berbakti dan menjadi anak dari orang tuanya. Tentu saja, orang tua telah memberikan jasanya pada kita sejak kecil dan tidak akan pernah terganti atau terhitung sebarapa banyaknya.

Kewajiban Anak Perempuan Pada Orang Tua

Sebagai anak perempuan yang sudah menikah, tentu saja orang tua masih membutuhkan anaknya dan juga berstatus sebagai orang tua. Ketaatan pada orang tentu saja tidak melanggar dan harus menyaingi ketataan kita pada rukun imanrukun islamIman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman. Berikut adalah 5 kewajiban anak perempuan terhadap orang tua setelah menikah, yang harus di lakukan.
  1. Tetap Berbakti Terhadap Orang Tua
Walaupun sudah menikah, seorang muslimah haruslah tetap taat dan berbakti kepada orang tuanya. Orang tua tentu saja menginginkan yang terbaik dan menasehati yang terbaik untuk anaknya. Untuk itu, terhadap orang tua anak perempuan tidaklah berubah dan tetap harus menghormati.
Sering kali ada orang-orang yang melupakan orang tuanya ketika sudah menikah. Padahal, orang tua tetaplah harus dihargai sebagaimana mereka telah memberikan kasih sayang juga perhatian yang tulus selama kita kecil.
  1. Membantu Kehidupan Orang Tua
Ketika orang tua semakin menua, tentunya hal ini menjadi kewajiban bagi kita untuk membantu kehidupannya. Kehidupan orang tua tentu saja semakin tua semakin renta dan membutuhkan perawatan. Suatu saat tentunya kita akan menghadapi masa tersebut dan harus membantunya.
Salah satu yang dapat dibantu oleh kita adalah memberikan bantuan berupa finansial, mengingat mereka di usia tua pasti telah pensiun dan tidak bekerja. Bahkan, mereka jika bisa tidak dianjurkan untuk terus bekerja karena usianya yang sudah tua.
  1. Bersilahturahmi dan Menjalin Komunikasi
Anak perempuan dengan orang tua, terutama ibunya harus tetap bersilahturahmi dan menjalin komunikasi yang baik. Silahutrahmi dan komunikasi yang baik tentu saja tidak hanya terjadi ketika sebelum menikah. Ketika sesudah menikah pun bersilahturahmi adalah kewajiban bagi anak perempuan walaupun di tengah kesibukan mengurus suami dan keluarganya.
Hal ini juga disampaikan dalam Al-Quran mengenai silahturahmi,
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An-Nisa : 1)
  1. Tidak Menyulitkan atau Menggantungkan Diri pada Orang Tua
Tidak menyulitkan dan menggantungkan diri pada orang tua adalah hal yang harus dilakukan setelah menikah. Pada dasarnya anak perempuan tentu sebelum menikah atau bekerja, ia masih dalam tanggung jawab orang tuanya dan harus dinafkahi oleh keluarganya.
Setelah menikah, maka janganlah mempersulit orang tua dan berikan yang terbaik untuk mereka. Hal ini sebagai kewajiban kita agar tidak menyulitkan orang tua yang sudah semakin berusia, malah justru kita harus meringankan bebannya di masa tua.
  1. Melayani Orang Tua di Masa Renta
Kewajiban selanjutnya adalah anak perempuan juga jangan melupakan orang tuanya di masa renta walaupun sudah menikah. Kewajiban untuk melayani, menjaga, dan merawat orang tua tetap haruslah dijalankan walaupun tidak bisa 100% atau secara penuh waktu dilakukan. Namun setidaknya sebagaimana anak perempuan, kita telah peduli dan memberikan kasih sayang pada mereka.
Hikmah Melaksanakan Kewajiban Bagi Anak Perempuan
Melaksanakan kewajiban anak perempuan tersebut tentu saja memiliki hikmah dan pelajaran yang bisa diambil. Allah dalam memberikan perintah untuk segala hal pasti memiliki hikmah dan pelajaran yang bisa diambil termasuk juga ketika melaksanakan perintah berbakti kepada orang tua.
Diantara kewajiban anak perempuan setelah menikah tersebut, berikut adalah hikmah yang bisa diambil oleh kita sebagai muslim.
  1. Mendapatkan pahala Sebagai Anak yang Berbakti
Dengan melaksanakan kewajiban sebagai anak perempuan terhadap orang tua walaupun sudah menikah, tentu saja kita akan mendapatkan pahala dari apa yang kita lakukan tersebut. Apa yang kita lakukan kepada orang tua dengan kebaikan dan keikhlasan hati tentunya akan mengalirkan pula pahala dari apa yang kita lakukan. Walaupun hal ini tentunya tidak akan sebandung dengan apa yang pernah orang tua kita lakukan kepada kita.
  1. Memberikan Kebahagiaan Bagi Orang Tua
Memberikan kebahagiaan pada orang tua adalah hal yang akan berdampak kepada kebahagiaan kita juga. Memberikan kebahagiaan pada orang tua tentunya membuat orang tua lebih sehat, lebih cerah dan ceria. Hal ini karena kebahagiaan orang tua adalah kebahagiaan kita, dan kebahagiaan kita adalah kebahagiaan bagi orang tua.
  1. Menjalankan Perintah Islam
Dengan memberikan kebahagiaan dan tetap berbakti kepada orang tua, tentunya kita telah menjalankan perintah islam. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Allah dalam QS Al Isra : 23-24.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.  Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Semoga kewajiban yang kita lakukan ini dapat memberikan kebahagiaan di Dunia Menurut IslamSukses Menurut IslamSukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. Kasih sayang orang tua sepanjang massa dan kita tidak akan bisa membalasnya sebagiamana mereka mendidik kita waktu kecil.



Sumber : dalamislam.com


from Jom Dakwah http://ift.tt/2nI1kdU
via Kuliah Islam

8 Penyebab Hati Gelisah Menurut Islam



Perasaan gelisah dalam hati memang bisa dirasakan oleh siapapun. Karena hal itu merupakan salah satu kodrat yang memang dimiliki oleh manusia. Bedanya, ada manusia yang mampu mengatasi rasa gelisah tersebut da nada pula yang tidak mampu mengatasinya. Penyebab rasa gelisah di dalam hati dapat disebabkan oleh berbagai alasan dan faktor-faktor tertentu. Apalagi dalam kehidupan yang semakin hingar-bingar seperti saat ini, di mana banyaknya pilihan ataupun hal-hal baru yang terkadang meragukan pikiran manusia sehingga membuat hatinya gelisah.
Bahkan dalam beberapa waktu belakangan ini jutru kegelisahan hati tersebut berkaitan dengan masalah keyakinan (agama), moral, dan perilaku-perilaku yang berhubungan dengan interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Masalah-masalah yang muncul tersebut memang tidak dapat dipungkiri akan menimbulkan rasa gelisah di dalam hati bukan hanya bagi orang-orang yang terlibat dalam masalah tersebut, tetapi kadang juga bagi orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya sekalipun.
Hal ini dikarenakan masalah yang muncul dan mengakibatkan hati menjadi gelisah tidak hanya datang dari dalam diri sendiri, tetapi juga bisa datang dari luar diri sendiri. Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk menyelesaikan masalah yang muncul, yaitu dengan mengahadapinya untuk mencari dan menemukan solusinya, bukan malah menghindarinya. Tetapi jutru seringkali banyak orang yang malah menghindari masalah yang muncul sehingga membuat masalah tidak terselesaikan dan menjadi semakin rumit. Sedemikian sehingga efek inilah yang sering menyebabkan timbulnya rasa gelisah di dalam hati, di mana rasa gelisah di dalam hati tersebut dapat berdampak pada melemahnya kreatifitas yang ada di dalam diri sehingga harus selalu memiliki cara agar hati tenang.
Adapun Penyebab Hati Gelisah Menurut Islam adalah sebagai berikut :
1. Memudarnya Keyakinan Kepada Tuhan
Penyebab pertama yang dapat menjadikan hati gelisah adalah memudarnya keyakinan kepada Tuhan, yaitu Allah SWT. Memudarnya keyakinan ini berarti menandakan bahwa keimanan kepada Tuhan juga melemah. Sebagaimana kita tahu bahwa seorang yang iman lemah pasti hatinya akan merasa gelisah dan tidak tenang. Hal ini dikarenakan melemahnya iman berarti mengindikasi diri lupa terhadap Tuhan Yang Maha Segalanya, termasuk Maha Pemberi Pertolongan dalam menghilangkan rasa gelisah yang ada di dalam hati.
2. Terlalu Ikut Campur Dalam Perkara Tuhan
Penyebab kedua yang dapat menjadikan hati gelisah adalah terlalu ikut campur dalam perkara Tuhan. Dalam artian, terlalu mencampuri terhadap perkara-perkara yang sudah menjadi urusan dan ketentuan Allah SWT, di mana dalam hal ini dapat dikatakan sebagai takdir. Sebagaimana kita tahu bahwa takdir memang menjadi daerah kekuasaan Allah yang tidak harusnya dicampuri oleh makhluk-Nya. Apalagi kepada tiga takdir mutlak yang sudah ditetapkan sejak manusia dilahirkan ke dunia, yaitu rezeki, jodoh, dan kematian (maut). Jadi, apabila kita terlalu mencampuri urusan-urusan tersebut jutru akan menyebabkan hati menjadi gelisah. Karena pikiran dan logika kita tidak akan mampu menjangkaunya. Sedemikian sehingga yang bisa dilakukan oleh kita sebagai makhluk-Nya hanyalah terus berusaha dan berdoa.
3. Kurang Sabar Ketika Menjalani Ujian Tuhan
Penyebab ketiga yang dapat menjadikan hati gelisah adalah kurangnya kesabaran ketika menjalani ujian dari Allah SWT. Sebagaimana telah kita ketahui sebagai manusia yang beragama bahwa hidup ini pasti akan menemui berbagai macam ujian. Oleh karena itu, apabila ujian tersebut datang, maka kita harus mampu bersabar dalam menghadapi dan menjalaninya. Karena apabila kita tidak bersabar, justru akan menimbulkan rasa gelisah di dalam hati kita sendiri. Bahkan kita harus merasa beruntung jikalau Allah SWT masih mau menguji kita, karena itu menandakan bahwa Allah SWT masih ingat kepada kita sebagai salah satu hamba-Nya di dunia ini. Dan Dia, Allah SWT, tidak membiarkan kita terlena dalam gelamornya dunia yang penuh dengan berbagai sudut-sudut kelalaian di dalamnya.
4. Seringkali Mengeluh Dengan Ujian Tuhan
Penyebab keempat yang dapat menjadikan hati gelisah adalah kebiasaan sering mengeluh dengan ujian yang datang dari Allah SWT. Mengeluh dengan ujian Tuhan memang terkadang tidak bisa dihindari, tetapi janganlah terlalu sering, karena hal tersebut hanya akan menyebabkan hati menjadi gelisah. Lekaslah bangkit dari keluhan tersebut untuk kemudian berusaha mencari jalan keluar atau solusi dari ujian yang diberikan oleh Tuhan. Karena setiap ujian, cobaan, dan masalah yang diberikan oleh Allah SWT pasti ada solusi atau jalan keluarnya asalkan kita tidak berhenti berusaha dan berdoa kepada-Nya selaku Tuhan Semesta Alam.

5. Beranggapan Bahwa Tuhan Tidak Adil
Penyebab kelima yang dapat menjadikan hati gelisah adalah memiliki anggapan bahwa Tuhan tidak adil. Bagaimana bisa kita menganggap Tuhan, Allah SWT, tidak adil, padahal sudah dijelaskan dalam Kitab Suci-Nya bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Adil. Bukti keadilan tersebut contohnya ialah memberikan solusi dalam setiap permasalahan, memberikan kemudahan dalam setiap kesusahan, menciptakan yang miskin dan yang kaya supaya roda kehidupan dunia dapat berjalan, bahkan memberikan kesehatan dan juga sakit agar kita tidak menjadi manusia yang sombong seperti kisah Fir’aun yang berani mengaku dirinya sebagai Tuhan hanya karena tidak pernah sakit. Ingatlah bahwa beranggapan kalau Allah SWT itu tidak adil hanya akan mendatangkan rasa gelisah di dalam hati.
6. Lupa Untuk Bersyukur Kepada Tuhan
Penyebab keenam yang dapat menjadikan hati gelisah adalah melakukan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Allah SWT. Dalam artian, kita lupa untuk memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala hal yang telah diberikan-Nya selama hidup di dunia, seperti kesehatan, kesenangan, dan lain sebagainya. Justru apabila kita lupa bersyukur berarti menandakan bahwa kita merupakan makhluk yang sombong terhadap Tuhannya sendiri. Dan sebagaimana kita tahu bahwa orang yang sombong itu tidak akan memiliki hati yang tenang, artinya hatinya akan selalu gelisah.
Contohnya lagi ialah Fir’aun, di mana karena kesombongan yang dimilikinya membuat hatinya gelisah dan tidak tenang gara ada peramal yang menyebutkan bahwa kelak akan ada lelaki yang berhasil merebut kekuasaannya. Sedemikian sehingga dia menjadi gelisah dan takut setiap ada anak laki-laki yang lahir dan menyuruh anak buahnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir tersebut.
7. Enggan Melaksanakan Perintah Tuhan
Penyebab ketujuh yang dapat menjadikan hati gelisah adalah enggan melaksanakan perintah Tuhan, yaitu Allah SWT. Contohnya saja ialah enggan melaksanakan shalat yang merupakan tiang agama. Sebagaimana kita tahu bahwa shalat adalah salah satu ibadah yang dapat menjadikan hati menjadi tenang dan tentram. Dengan kata lain, hati yang gelisah dapat disebabkan karena kita enggan melaksanakan shalat yang merupakan salah satu perintah Allah SWT dan wajib dilakukan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia.
8. Sering Melanggar Larangan Tuhan
Penyebab kedelapan yang dapat menjadikan hati gelisah adalah sering melanggar larangan Tuhan, yaitu Allah SWT. Bahkan menjadikan pelanggaran tersebut sebagai sebuah kebiasaan setiap harinya. Contohnya lagi-lagi ialah shalat, di mana dalam hal ini artinya ialah tidak melaksanakan shalat wajib dalam keseharian. Kebiasaan tidak shalat dalam keseharian inilah yang membuat kita mengabaikan bahwa meninggalkan shalat itu adalah dosa. Kebiasaan melakukan dosa yang kemudian memang berwujud menjadi sebuah kesengajaan sengaja tidak shalat. Dengan demikian, kesengajaan tersebut akan menjadi penyebab timbulnya rasa gelisah di dalam hati.
Demikian beberapa penyebab hati gelisah menurut Islam. Meskipun kegelisahan merupakan suatu hal yang wajar-wajar saja dialami oleh manusia, tetapi sebagai makhluk yang beragama dan percaya akan adanya Tuhan, yaitu Allah SWT di dalam ajaran agama Islam, maka kegelisahan tersebut harusnya dapat diredam dengan keimanan yang dimiliki. Percaya dengan adanya Tuhan, Allah SWT, kemudian diucapkan secara lisan dan dilaksanakan dengan anggota badan, baik dalam menjalankan segala perintah-Nya maupun dalam menghindari segala larangan-Nya.
Keep Your Faith!




Sumber : dalamislam.com


from Jom Dakwah http://ift.tt/2nnwzre
via Kuliah Islam

Memetik Hikmah dari Kisah Cinta Nabi Yusuf



Sebagai muslim, tentunya kita harus mengetahui kisah dan sejarah Nabi-Nabi yang terdahulu sebagai hikmah atau pelajaran dalam hidup. Sejatinya Nabi dan Rasul diturunkan oleh Allah mengemban risalah dakwah dan pengembangan masyarakat yang baik. Untuk itu, keteladanannya adalah contoh dan panutan kita semua dalam mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.
Nabi Yusuf adalah salah satu nabi yang memiliki keteladanan dalam hal menjaga diri dan nafsu duniawi. Kisah Nabi Yusuf secara umum membuktikan bahwa kesabaran dan keikhlasan adalah hal yang membuahkan hasil yang tidak sia-sia dan Allah balas dengan berlipat kenikmatan yang lainnya. Nabi Yusuf juga membuktikan keteladanan lainnya, salah satunya adalah tidak tertipu atau terperdaya oleh kebahagiaan duniawi. Berikut adalah kisah cinta Nabi Yusuf dan hikmahnya bagi para muslim-muslimah.

Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha dalam Al-Quran

Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha penulis ambil dari ayat-ayat Al-Quran sebagai dalil yang paling mutlak dan shahih. Mengingat banyak versi sejarah dari berbagai hadist, dan juga sejarah lainnya yang terdiri dari berbagai versi maka Al-Quran sebagai dasar dan sumber acuan utama mengenai kisah ini.
  1. QS Yusuf : 23
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. “ (QS Yusuf : 23)
Nabi Yusuf dikenal sebagai nabi dengan ketampanan yang lebih. Untuk itu, Zulaikha yang merupakan bagian dari kerajaan dan memiliki tahta sangat tertarik kepada Yusuf dan menggoda Yusuf untuk bisa melakukan hal-hal di luar batas pada Nabi Yusuf. Hal ini tentu saja hal-hal yang mendekati kepada perzinahan seperti berkhalwatnya laki-laki dan perempuan di ruang yang tertutup, berduaan, dan juga mengarahkan Nabi Yusuf untuk tunduk pada Zulaikha. Hal inilah pertama kali yang membuat Zulaika menggoda Yusuf dan membuat fitnah terjadi setelahnya.
  1. QS Yusuf : 24
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa antara Nabi Yusuf dan Zulaikha ada maksud dan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu yang diluar batas seperti berzina. Akan tetapi Nabi Yusuf menyadari dan melihat tanda-tanda Allah, bahwa hal tersebut tentunya berdosa dan dia lebih takut kepada Allah dan itulah keiistimewaan Nabi Yusuf.
Pada umumnya, lelaki yang memiliki ketampanan sering kali menggunakannya untuk kepuasan dirinya semata bahkan memanfaatkannya untuk menggoda wanita yang disenanginya. Akan tetapi berbeda dengan Nabi Yusuf yang malah ingat kepada Allah dan menjauhi hal tersebut karena sebagai perbuatan yang keji dan munkar.
  1. QS Yusuf : 25
Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?”
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Zulaikha menarik baju Nabi Yusuf hingga robek. Hal ini tentu saja mengundang prasangka dan fitnah. Apalagi ketika dihadapannya telah hadir suami Zulaikha dan Zulaikha tengah memfitnah Nabi Yusuf yang telah memperlakukan buruk terhadapnya.
  1.  Ayat Lainnya
Akan tetapi kebenaran selalu akan terungkap dan tidak akan pernah salah. Tentu saksi dan bukti terdapat pada gamis Nabi Yusuf yang robek dari belakang dengan artian hasil dari tarikan Zulaikha. Hal ini membuktikan bahwa Nabi Yusuf tidak memperlakukan apapun terhadap Zulaikha justru Zulaikha lah yang telah memperlakukan buruk dan memancing perzinahan terjadi.
Yusuf  berkata: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: “Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.”
Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.”
Untuk itu, terbuktilah bahwa memang Zulaikha yang menyenangi Yusuf membuat adanya fitnah bagi Nabi Yusuf dan memancing terjadinya perzinahan. Untuk itu, Allah menyelamatkan Nabi Yusuf dan mengangkatnya dengan derajat yang tinggi.

Hikmah dalam Kisah Nabi Yusuf

Dari kisah cinta Nabi Yusuf tersebut, ada beberapa hal yang bisa diambil hikmah oleh kita sebagai umat muslim. Tentunya hikmah ini dapat kita aplikasikan dalam keseharian kita dan memberikan efek bagi kehidupan kita secara pribadi.
  1. Tidak Menyombongkan Diri Atas Ketampanan
Nabi Yusuf walaupun tampan ia tidak pernah memanfaatkan ketampanannya hanya untuk keperluan pribadi atau sesuatu yang mudharat. Sebanyak apapun wanita yang terpesona olehnya, Nabi Yusuf tidak pernah sombong apalagi membanggakan diri atas hal tersebut. Hal ini tentu menjadi pelajaran bagi lelaki saat ini, bahwa ketampanan bukanlah di atas segala-galanya, melainkan keimanan dan keteguhan hatilah yang terpenting.
Apalagi, ketampanan bukanlah sesuatu yang abadi dan akan hilang seketika saat manusia meninggalkan dunia ini.
  1. Menjaga dan Memelihara Hawa Nafsu
Walaupun Nabi Yusuf juga menyimpan hasrat atau perasaan pada wanita tersebut (Zulaikha) ia mampu menjaga dan memeliharanya untuk tidak mengikuti hawa nafsu sebagai tuannya. Nabi Yusuf lah yang menjadi tuan atas dirinya dan mampu menaklukkan hawa nafsu pribadinya agar tidak berbuat yang maslahat.
Nabi Yusuf lebih mementingkan kepada kesuksesan Dunia Menurut IslamSukses Menurut IslamSukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam daripada pandangan orang semata atau hawa nafsu semata.
Sebagai laki-laki, tentu saja hal ini tidak mudah apalagi dihadapkan pada wanita yang cantik dan menggoda nya karena terpukau oleh kecantikannya. Untuk itu, menjadi hikmah bagi kita bahwa hawa nafsu selalu menyesatkan jika tanpa pertimbangan, dan manusia wajib untuk mengelolannya hingga tidak terjebak kepada kesesatan yang nyata.
  1. Dibalas oleh Allah dengan Berlipat Kebaikan
Dari kisah cinta diatas, dapat dipahami bahwa ketika hawa nafsu mampu ditaklukkan maka Allah akan mebalasnya dengan kebaikan berlipat ganda. Hal ini salah satunya adalah Nabi Yusuf dapat terlepas dari fitnah yang keji dan mendapatkan kenikmatan berlipat berupa tahta yang diwariskan kepadanya. Semuanya karena kesabaran, keikhlasan, dan ketaatan kepada Allah SWT.
Nabi Yusuf lebih mengutamakan nilai-nilai dalam rukun imanrukun islamIman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman ketimbang kebahagiaan dunia yang sifatnya fana.



Sumber : dalamislam.com


from Jom Dakwah http://ift.tt/2nI4WN2
via Kuliah Islam

Bunuh Diri dalam Islam dan Cara Menghindarinya


Bunuh diri dalam islam tentu adalah perbuatan yang diharamkan oleh Allah dan tentu saja berdosa atas perbuatan yang telah dilakukannya. Bunuh diri tentu saja mengakhiri hidup di dunia yang bertentangan dengan Tujuan Penciptaan Manusia,Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama . Seharusnya manusia bisa membangun kehidupan yang baik di muka bumi, namun malah mengakhiri hidup. Hal ini seperti menyerah untuk mencapai tujuan atau visi tertinggi manusia.
Bunuh diri tentu bukanlah solusi dari setiap masalah. Tidak berarti ketika meninggal, ia telah mengakhiri masalahnya. Tentu saja konsep memiliki masa depan selanjutnya yang harus dikejar dan dikumpulkan bekalnya untuk hari akhir. Berikut adalah penyebab dan solusi agar orang tidak bunuh diri, dan selamat hingga kelak di akhirat.

Contoh Kasus Bunuh Diri di Dunia

Ada banyak sekali contoh kasus bunuh diri di dunia. Tentu semuanya memiliki masalah masing-masing dan tidak berarti bunuh diri selalu karena masalah kemiskinan. Bunuh diri tidak selalu disebabkan oleh orang yang miskin atau susah secara material, melainkan hal-hal lain yang dianggapnya sulit atau berat, bisa membuat seseorang melakukan bunuh diri.
  • Kasus bunuh diri yang pernah dilakukan Prof Paul Ehrenfest, karena ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa anaknya memiliki otak yang tidak sempurna hingga tidak bisa meneruskan jejaknya sebagai ilmuan
  • Seorang Politikus di Jepang bernama Hekichi Ogiwara bunuh diri bersama 9 orang keluarganya karena tidak sanggup menahan derita mental dari Ogiwara
  • Novelis dari Perancis, Henry De Monterlaf melakukan bunuh diri karena ia takut mengalami kebutaan. Padahal matanya telah buta sebelah dan satunya lagi mengalami sakit.
Orang-orang besar tersebut bunuh diri dikarenakan khawatir, tidak kuat, dan tidak bisa menerima kenyataan hidup yang dihadapinya. Melakukan bunuh diri berarti mengakhiri eksistensinya dan menganggap bahwa mati lebih baik daripada harus menanggung derita di dunia.
Tentu saja hal ini bisa terjadi karena ada kesalahan paradigma terhadap Cara Bahagia Menurut Islam dalam Kehidupan Dunia. Hidup di dunia memang tidak ada yang sempurna, dan Allah selalu memberikan ujian terhadap masing-masing orang agar selalu berubah lebih baik dan mampu menyelesaikan permasalahannya. Dunia Menurut Islam bukan sebagai hal utama. Untuk itu Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam adalah yang dituju, bukan hanya dunia saja.

Jenis-Jenis Bunuh Diri

Dalam perkembangannya, Emile Durkheim, seorang Sosiolog Perancis, pada akhir abad yang lalu membagi macam macam bunuh diri dilihat dari aspek sosialnya menjadi 3 kelompok. Kelompok ini adalah orang-orang yang biasanya melakukan bunuh diri dan menjadi sebab ia mengakhir hidupnya. Berikut adalah jenis-jenis bunuh diri.
  1. Bunuh diri Egoistik
Orang itu tidak kuat berintegrasi dalam masyarakat atau. dalam suatu kelompok tertentu. Hal itu merupakan salah satu sebab mengapa angka bunuh diri di kota lebih tinggi daripada di pedesaan.
  1. Bunuh diri Altruistik
Orang itu terlalu kuat berintegrasi dalam masyarakat atau. kelompoknya. sehingga ia mengikuti saja sesuatu tradisi dan norma yang menuntut seseorang melakukan bunuh diri, umpama harakiri pada orang Jepang.
  1. Bunuh diri Anomik
Pada orang itu terdapat gangguan dalam keseimbangan berintegrasi dalam masyarakat sehingga ia kehilangan pegangan pada norma norma, umpamanya orang yang bercerai, yang mengalami kegagalan besar dalam usahanya atau yang hidup tanpa pegangan hidup yang mantap.
3 kelompok tersebut adalah kelompok orang yang rentan untuk bunuh diri. Tentunya kita tidak ingin menjadi bagian dari 3 kelompok tersebut yang berpotensi melakukan bunuh diri.

Cara Mengindari dari Bunuh Diri

Sebagai umat islam tentu saja kita ingin terhindari dari bunuh diri. Bunuh diri bukanlah sesuatu yang baik dan membuat seseorang bebas dari masalah-masalah di kemudian harinya. Untuk itu, berikut adalah cara-cara agar manusia khusunya umat islam bisa terlepas dari tindakan bunuh diri yang merugikan diri sendiri kelak di akhirat.
  1. Menggantungkan Hidup Kepada Allah
Jika manusia beriman dan masih memiliki keyakinan akan Rukun Iman Rukun Islam,  dan  Fungsi Iman Kepada Allah SWT tentu ia tidak akan merasakan hidupnya sendiri. Orang yang merasa hidupnya bersama Allah tidak akan merasa masalah tersebut berat karena yakin bahwa Allah akan menolong hamba-Nya yang kesulitan. Muslim yang beriman akan meyakini hal tersebut karena tidak ada yang lebih berkuasa dibanding Allah SWT.
  1. Menempatkan Dunia Bukan Sebagai Tujuan Hidup
Di dunia ini tidak ada satupun yang ideal dan bisa sempurna. Termasuk dalam kehidupan kita akan selalu ada masalah-masalah yang menimpa manusia. Hal ini dikarenakan hakikat kehidupan dunia selalu silih berganti antara suka, duka, dan perasaan yang netral.
Selain itu dunia pun bukanlah sebagai tujuan hidup yang utama. Dunia dalam pandangan islam adalah tempat sementara, tempat mampir, dan mempersiapkan bekal untuk akhirat. Untuk itu, dunia bukan sebagai hal yang utama. Andaipun ada hal-hal yang tidak ideal dan sempurna, memang hakikat dunia adalah seperti itu.
Orang yang bunuh diri biasanya menempatkan dunia diatas segala-galanya. Ketika ada permasalahan yang menurutnya penting dia lebih baik bunuh diri. Padahal, sesudah kesulitan ada kemudahan, dan setelah dunia masih ada kehidupan akhirat yang kekal sepanjang masa.
  1. Melihat Pada Orang-Orang yang Kesusahan
Jika kita mengalami kesusahan atau kesulitan dalam hal apapun, maka lihatlah kepada orang-orang yang berada dibawah kita yang lebih mengalami kesulitan. Dengan melihat kebawah kita akan lebih banyak merasa bersyukur dan merasa beruntung bahwa masih ada nikmat lain yang bisa kita syukuri dan rasakan.  Hal ini merupakan salah satu Tips Hidup Bahagia Menurut Islam.
“Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). “ (QS Ar-Rad : 26 )
  1. Selalu Bersyukur dan Mengotimalkan Nikmat Allah
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim : 7)
Bersyukur adalah hal yang paling mujarab atas segala masalah dan ketidakidealan dalam hidup. Orang-orang yang bersyukur akan semakin Allah tambahkan nikmatnya karena ia selalu mencari celah nikmat lainnya yang Allah berikan. Ia tidak akan bermasalah dengan segala kesulitan karena dibalik kesulitan ada nikmat-nikmat lain yang masih bisa dirasakan.
Contoh kecilnya adalah adanya fenomena alam yang bisa kita syukuri. Contohnya adalah mensyukuri dan menikmati Hujan menurut Islam.
  1. Berkumpul Bersama orang-orang yang Shaleh
Orang-orang yang shaleh akan mengkondisikan diri kita agar hidup dengan nilai-nilai islam dan Allah. Untuk itu, bersama dengan orang-orang yang shaleh sekaligus akan membuat kita jauh dari bunuh diri, saling mengingatkan, dan menyabarkan diri atas segala masalah yang terjadi. Bersama mereka pula kita akan mendapatkan pencerahan dan bisa membuat diri kita jauh dari perilaku atau tindakan yang merugikan kita dunia-akhirat serta menciptakan Jiwa Tenang Dalam Islam.
Demikian ulasan singkat bagaimana islam memandang aktivitas bunuh diri, berdasarkan Alqur’an dan tafsirnya.




Sumber : dalamislam.com


from Jom Dakwah http://ift.tt/2nnv0tu
via Kuliah Islam

Cara Membersihkan Najis Ringan, Sedang dan Berat



Sebagai seorang muslim wajib hukumnya bagi kita mengerti ataupun paham dengan apa Fungsi Assunah Dalam Alquran, dan Sumber Syariat Islam agar kita sebagai muslim bisa Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam yang sesuai dengan Cara Sukses Menurut Islam. Namun lain halnya dengan tujuan Allah menciptakan manusia, karena tidak semua manusia mampu untuk menyadari Tujuan Penciptaan Manusia itu sendiri. Adapaun peraturan yang harus kita patuhi ialah seperti mengonsumsi suatu Makanan Halal, minuman halal, dan tidak mengonsumsi minuman atau Makanan Haram Dalam Islam. Selain itu kita juga harus paham bagaimana cara bersuci atau menyucikan diri, dengan berwudhu atau bertayamum sebagai pengganti wudhu misalnya. Wudhu merupakan suatu syarat sah sholat, baik shalat fardhu ataupun Shalat Sunnah.
Semua harus kita lakukan untuk memahami untuk Tujuan Penciptaan ManusiaKonsep Manusia dalam Islam,  Hakikat Penciptaan Manusia Proses Penciptaan Manusia serta Hakikat Manusia Menurut Islam. Menjalankan perintah Allah SWT seperti misalnya menyucikan diri sebelum sholat dengan berwudhu, tentu dalam hal ini kita harus paham dengan bagaimana cara berwudhu, bagimana Cara Wudhu Tayamum jika tidak ada air. Wudhu harus dilakukan agar bersih dari najis, baik itu ringan, sedang ataupun najis berat.

Najis

Najis menurut bahasa memiliki arti kotor, sedangkan menurut istilah najis adalah kotoran yang wajib dibersihkan dan dihindari setiap muslim. Najis dalam Islam dibagi menjadi beberapa macam, hal ini dilakukan untuk menunjang syarat sah dalam mengerjakan sholat. Allah SWT telah mengatur segala sesuatu yang ada didalam hidup ini, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh sebab itulah mengapa kita harus selalu memperhatikan aturan yang ada didalam Islam seperti najis misalnya. Air adalah satu-satunya pembersih najis, dan hal ini telah disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW  :
قد جعل الله الماء طهورا
“Allah telah menciptakan air sebagai pembersih,”
Najis adalah hal yang wajib diperhatikan, karena semua itu akan erat kaitannya dengan syarat sah nya seseorang dalam melaksanakan sholat. Sholat ialah suatu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat muslim di dunia. Oleh sebab itulah mengapa seorang muslim harus memperhatikan dan mengerti tentang bagaimana cara menghilangkan najis. Seorang muslim wajib memahami cara menghilangkan najis dengan benar, langkah-langkah yang harus dilakukan saat membersihkan najis juga harus diperhatikan.

Najis Dibagi Menjadi 3 Jenis

Mengenal jenis-jenis najis berdasarkan tingkatannya baik ringan, sedang dan berat. Selain itu membersihkan atau menyucikan najis ringan, sedang dan berat memiliki cara yang  berbeda, berikut pengertian jenis-jenis najis.
  1. Mukhofafah ( مُخَفَّفَةٌ )
Najis mukhofafah adalah jenis najis yang ringan sifatnya, cara membersihkan najis ini bisa dilakukan dengan memercikan air ke bagian yang terkena najis tersebut. Najis ini misalnya berasal dari air kencing bayi laki-laki yang masih menyusu dan belum makanan apapun kecuali ASI.
  1. Mutawasithah ( مُتَوَسِطَةٌ )
Njais mutawasithah adalah najis yang sifatnya sedang, cara membersihkan najis ini bisa dilakukan dengan cara membasuh atau mencuci pakaian yang terkena najis. Najis ini biasanya ditandai dengan adanya rasa, bau dan warna. Bersihkan najis ini hingga hal tersebut hilang, contoh dari najis ini adalah kotoran manusia atau bayi.
Najis Mutawasitah dibagi menjadi 2 yakni :
  • Najis Hukmiyah : Tidak tampat (bekas air kencing / alkohol) najis hukmiyah bisa disucikan dengan cara dialiri air pada bagian yang terkena najis.
  • Najis ‘Ainiyah : Najis yang berbekas, berasa atau tercium baunya. Najis ini bisa dibersihkan dengan cara membasuh dengan air 1 hingga 3 kali, hingga najis menghilang.
  1. Mugholladzhoh ( مُغَلَّظَةٌ )
Najis yang mugholladzhoh adalah najis yang sifatnya berat, cara menyucikan atau membersihkan najis ini memiliki tata cara yang berbeda dengan najis ringan dan sedang. Contoh dari dari najis ini adalah air liur dari hewan anjing, darah atau nanah.

Cara Menghilangkan Najis

Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan indah, baik aturan maupun bagaimana cara menjalankannya. Najis adalah sesuatu yang kotor dan harus segera dibersihkan, karena Allah SWT menyukai hambahnya yang menjaga diri dari hadast besar mapun hadast kecil. Najis dibagi menjadi 3 yaitu Mukhafafah, Muthawasitah dan Mugholladzoh, cara membersihkan ketiganya juga berbeda-beda dan berikut cara membersihkan najis menurut tingkatannya.
  1. Menyucikan Kulit Bangkai Dengan Diseseti / Disamak
Binatang dibagi menjadi 2 hukum yaitu halal dan haram. Binatang yang halal dimakan adalah, binatang yang jika berubah menjadi bangkai dengan cara apapun, maka kulit bangkai tersebut menjadi suci dengan cara disamak. Seperti bangkai hewan kambing, bangkai hewan sapi atau bangkai hewan kerbau dan lain sebagainya. Sedangkan binatang yang haram adalah binatang yang jika mati, maka kulit dari bangkai hewan tersebut tidak akan menjadi suci walaupun sudah disamak. Misalnya saja seperti bangkai hewan kucing, hewan anjing, atau harimau, bangkai hewan kelelawar dan lain sebagainya.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا إِهَابٍ دُبِغَ فَقَدْ طَهُرَ
“Kulit bangkai apa saja yang telah disamak, maka dia telah suci.” (HR. Nasa`i 4241, Ibnu Majah 3609 dan dinilai sahih oleh al-Albani)

  1. Menyucikan Jilatan Anjing
Allah SWT telah menciptakan suatu peraturan demi kebaikan hambanya, begitu pula dengan najis karena jilatan Anjing. Allah memerintahkan hamba untuk membersihkan jilatan Anjing dengan air dan tanah, karena hanya air dan tanah yang bisa membersihkan virus atau kuman yang terkandung dalam air liur Anjing.
Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولاَهُنَّ بِالتُّرَابِ
“Cara menyucikan bejana di antara kalian apabila dijilat anjing adalah dicuci sebanyak tujuh kali dan awalnya dengan tanah.” (Muttafaq `alaihi)
Mengenai hal ini kita bisa menarik pelajaran dari hadits Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا شَرِبَ الْكَلْبُ فِى إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعًا
Jika anjing minumm di salah satu bejana di antara kalian, maka cucilah bejana tersebut sebanyak tujuh kali” (HR. Bukhari no. 172 dan Muslim no. 279).
Dalam riwayat lain disebutkan,
أُولاَهُنَّ بِالتُّرَابِ
Yang pertama dengan tanah (debu)” (HR. Muslim no. 279)
Dalam hadits ‘Abdullah bin Mughoffal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِى الإِنَاءِ فَاغْسِلُوهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ وَعَفِّرُوهُ الثَّامِنَةَ فِى التُّرَابِ
Jika anjing menjilat (walagho) di salah satu bejana kalian, cucilah sebanyak tujuh kali dan gosoklah yang kedelapan dengan tanah (debu)” (HR. Muslim no. 280).
  1. Menyucikan Pakaian Dari Darah Haid / Nanah
Darah haid dan nanah adalah najis yang sifatnya berat, dan ini hanya bisa dibersihkan dengan air. Cara membersihkan darah haid dengan cara mengaliri bagian najis dengan air, dan kucek sedikit agar noda atau aromanya hilang. Selain itu alangkah lebih baik jika mencuci darah haid tersebut dengan sabun, karena hal tersebut jauh lebih baik dan menyucikan.
Dari Asma’ binti Abi Bakr, beliau berkata, “Seorang wanita pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian dia berkata, “Di antara kami ada yang bajunya terkena darah haidh. Apa yang harus kami perbuat?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّى فِيهِ
“Singkirkan darah haidh dari pakaian tersebut kemudian keriklah kotoran yang masih tersisa dengan air, lalu cucilah. Kemudian shalatlah dengannya.” (HR. Bukhari 225)
Dalilnya hadits Ummu Qois binti Mihshon, beliau mengatakan: “Aku bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai darah haidh yang mengenai pakaian”. Beliau menjawab,
« حُكِّيهِ بِضِلْعٍ وَاغْسِلِيهِ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ »
“Gosoklah dengan tulang hean dan cucilah dengan air dan daun bidara (diibaratkan sabun )”. (HR. Abu Daud 363, Nasa`i 292, dan dinilai sahih oleh al-Albani)
  1. Menyucikan Ujung Pakaian Wanita
Wanita adalah makhluk Allah SWT yang indah, begitu pula dengan cara berpakaian yang harus indah. Wajib bagi setiap wanita muslim untuk menutup auratnya, wajib bagi wanita memakai pakaian yang menutup ujung rambut hingga ujung kakinya.
Dari budak wanita milik Ibrohim bin Abdur Rahman bin ‘Auf bahwasanya beliau bertanya pada Ummu Salamah –salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Beliau berkata: “Aku adalah wanita yang berpakaian panjang. Bagaimana kalau aku sering berjalan di tempat yang kotor?” Ummu Salamah berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُطَهِّرُهُ مَا بَعْدَهُ
“Tanah yang berikutnya akan menyucikan najis yang mengenai pakain.” (HR. Abu Daud 383, Turmudzi 143 dan dinilai sahih oleh al-Albani )
  1. Air Kencing Bayi Laki-Laki Yang Hanya Minum ASI
Ketika kamu menggendong seorang bayi laki-laki, namun ia kencing atau mengompol. Apabila bayi tersebut masih menyusu ASI, maka air kencing bayi tersebut termasuk dalam najis yang ringan.  Dari Abu Samhi –pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلاَمِ
“Membersihkan kencing bayi perempuan adalah dengan dicuci, sedangkan bayi laki-laki dengan diperciki.” (HR. Abu Daud 376, Nasa`i 304 dan dinilai sahih oleh al-Albani)
Cara membersihkan air kencing bayi cukup dengan memercikkan air bersih pada pakaian, atau jika air kencing tersebut jatuh ke lantai cukup hanya dengan di pel menggunakan air bersih.
Nah sekarang sudah tahukan bagaimana cara membersihkan najis dengan benar. Menjaga diri dari najis adalah hal yang membawa keuntungan atau fadhila. Dengan wudhu seorang muslim akan lebih bercahaya, baik di dunia maupun di padang mahsyar kelak. Rasulullah SWT di padang mahsyar kelak akan mudah mengenali ummat nya yang berwudhu , karena air wudhu akan membuat manusia bercahaya di masa tersebut. Ikutilah apa yang sudah Allah SWT perintahkan untuk hambanya, dan sesuai dengan Rukun islam ataupun Rukun iman.




Sumber : dalamislam.com


from Jom Dakwah http://ift.tt/2nI47Ec
via Kuliah Islam