Sunday, 30 April 2017

ALI BIN ABI THALIB MENGECAM SYIAH YANG MENGKHIANATINYA


Apa Itu Syiah?

Di dalam kamus Lisanul Arab, makna Syiah adalah seseorang yang menyepakati suatu hal. Atau orang-orang yang bersepakat dalam suatu permasalahan. Atau sekumpulan orang yang mempunyai suatu perjanjian, mereka mengikuti pendapat seseorang di antara mereka (Lisanul Arab, harfu asy-Syin: islamweb).

Setelah Amirul Mukminun Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu wafat, umat Islam berbeza pendapat dalam menyikapi para pembunuhnya. Ali berpendapat Muawiyah harus berbaiat kepadanya terlebih dahulu, baru urusan pembunuh Uthman boleh diselesaikan. Sedangkan Muawiyah sebagai keluarga Uthman, menuntut agar para pembunuh sepupunya itu akan diadili. Orang-orang yang bersetuju dengan pendapat Ali, disebut Syiahnya Ali. Sedangkan orang-orang yang sepakat dengan Muawiyah disebut Syiahnya Muawiyah. Inilah makna asal dari Syiah. Seiring zaman, Syiah Ali terus berkembang. Bahkan sekarang pendapat mereka tentang Ali sangat melampau.

Ali dan Syiahnya

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu mengeluh pendukungnya, yaitu penduduk Kufah. Ia berkata, "Umat-umat terdahulu takut terhadap kezaliman para pemimpinnya. Tapi aku, justru takut akan kezaliman rakyatku. Aku mengajak kalian untuk berjihad, tetapi tak ada yang menyambut ajakan. Aku berbicara pada kalian, tetapi kalian tidak mendengar. Aku mengajak kalian kepada kebaikan secara rahsia dan terang-terangan, tapi kalian tidak menurut. Aku menasihati kalian, tetapi kalian tidak menerima. Apakah kalian ada? Hakikatnya kalian tak ada. Apakah kalian hamba sahaya? Tapi seolah-olah kalian sebagai majikan.

Aku bacakan undang-undang pada kalian, tetapi kalian lari darinya. Aku nasihati kalian dengan nasihat yang bagus, namun kalian lari darinya. Aku ajak kalian berjihad menghadapi para pembelot, tapi belum sempat aku menamatkan perkataanku, kamu sudah bubar kembali ke tempat kalian. Dan kalian manipulasi nasihat yang diberikan. Aku meluruskan kalian pada pagi hari. Sore harinya kalian kembali padaku dalam keadaan bengkok tab punggung ular. Yang memberi nasihat telah lemah, tetapi yang dinasihati makin mengeras.

Wahai orang-orang yang hadir di sini tapi fikirannya entah di mana, yang berbeza-beza keinginannya, dan yang menjadi ujian bagi para pemimpinnya. Teman kalian tunduk kepada Allah. Sedangkan kalian mendruhakai-Nya. Aku sungguh sangat berharap demi Allah, Muawiyah akan menukar kalian dariku, seperti menukar dinar dengan dirham, di mana dia mengambil dariku sepuluh orang di antara kalian dan memberiku seorang daripada mereka.

Wahai penduduk Kufah, aku diuji melalui kalian dengan lima masalah: (1) kalian ini tuli tapi punya pendengaran, (2) bisu tapi boleh bercakap, (3) buta tapi punya penglihatan, (4) pengecut ketika menghadapi peperangan; dan (5) tidak ada teman yang dapat dipercaya ketika mendapat ujian. Celaka kalian! Kalian seperti kawanan unta kehilangan pengembalaannya, jika diiring dari satu sisi dia lari ke sisi yang lain (al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 247-248, mengutip dari Najhul Balaghah 1 / 187-189).

Tidak hanya sampai di situ, bahkan mereka juga menuduh Ali radhiallahu 'anhu sebagai pembohong. Syarif ar-Radhi meriwayatkan dari Amirul Mukminin, Ali radhiallahu 'anhu, ia berkata, "Amma ba'du .. Wahai penduduk Iraq! Kalian itu seperti wanita hamil yang ketika kehamilannya telah sempurna ia keguguran, suaminya mati, menjanda dalam waktu yang lama, dan pusakanya diwarisi orang yang hubungan kekeluargaannya sangat jauh dengannya. Demi Allah, aku tidak mendatangi kalian dengan sukarela, tapi aku datang kepada kalian (tinggal di Iraq) dengan terpaksa. Aku sudah mendengar bahawa kamu mengatakan bahawa Ali berbohong. Semoga Allah membinasakan kalian. Kepada siapa aku pernah berbohong? "(Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 249, mengutip dari Najhul Balaghah 1 / 118-119).

Ali radhiallahu 'anhu juga mengatakan, "Semoga Allah memerangi kalian! Kalian mencemarkan hatiku dengan nanah, memenuhi dadaku dengan amarah, mencekokiku dengan kesedihan, seteguk demi seteguk, dan kalian merosakkan fikiran dengan kedurhakaan dan pengkhianatan. "Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 249, mengutip dari Najhul Balaghah 1 / 187-189).

Penilaian Para Sahabat Terhadap Syiah Ali

Kerana itu, wajar para sahabat bimbang kepada Husein bin Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhuma yang menyambut undangan penduduk Iraq.

Pertama: Abdullah bin az-Zubair

Apabila Husein bin Ali radhiallahu 'anhuma hendak berangkat ke Iraq, Abdullah bin az-Zubair radhiallahu' anhuma berkata padanya, "Engkau hendak pergi ke mana? Apakah engkau ingin pergi ke tempat kaum yang telah membunuh ayah dan saudara kamu? Janganlah engkau pergi. "(Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 236, mengutip dari al-Bidayah wa an-Nihayah, 8/163).

Kedua: Kadzim al-Ihsa-i an-Najafi

Ia berkata, "Pasukan yang keluar untuk memerangi Imam al-Husein berjumlah tiga ratus ribu orang. Semuanya penduduk Kufah. Tidak ada orang Syam (Syiah nya Muawiyah), Hijaz, India, Pakistan, Sudan, Mesir, dan Afrika di antara mereka. Mereka semua adalah orang Kufah yang berkumpul dari berbagai daerah. "(Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 255, mengutip dari Asyura, Hal: 89).

Ketiga: Husein bin Ahmad al-Baraqi an-Najafi

Memetik kata-kata al-Qazwini: "Di antara perbuatan sangat keji yang dilakukan orang-orang Kufah adalah mereka menusuh al-Hasan bin Ali dan membunuh al-Husein setelah mereka mengundang beliau." (Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 255, mengutip dari Tarikhul Kufah, Hal: 113).

Keempat: Muhsin al-Amin

Ia berkata, "Ada dua puluh ribu orang penduduk yang membaiat al-Husein dan mengkhianatinya, lalu memeranginya. Padahal, baiat itu masih mereka pegang. Hingga akhirnya mereka membunuhnya. "(Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 255, mengutip dari A'yanusy Syiah, 1/26).

Seorang ulama Syiah, ath-Thusi, memasukkan Ubaidullah bin Ziyad dalam sahabat-sahabat ali bin Abi Talib. (Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 255, mengutip dari Rijal ath-Thusi, Hal: 54. Terbitan al-Matba'ah al-Haidariyyah, Najaf, 1961 M, dengna tahqiq Muhammad Sadiq Bahrul Ulum).

Ulama Syiah yang lain, An-Nazimi asy-Syahrudi, mengulas Syamr bin Dzul Jausyan (orang yang memerintahkan pasukan untuk membunuh Husein): "Pada Perang Shiffin, ia berada di dalam barisan pasukan Amirul Mukmin Ali bin Abu Talib." (Al-Khamis , Inilah Faktanya Hal: 255, mengutip dari Mustadrakat Ilm Rijalul Hadits karya al-Allamah an-Nazimi asy-Syahrudi, 6/220 bahagian ke-6899, terbitan Mu-assasah an-Nasyr al-Islami, Qumm, 1425 H).

sumber:
- al-Khamis, Utsman bin Muhammad. 2012. Huqbah min at-Tarikh, Terj. Inilah Faktanya. Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi'i. kisahmuslim.com


from Detik Islam http://ift.tt/2qiA0Fq
via Masa Untuk Islam

3 Jenis Makanan Dalam Neraka

Image result for 3 Jenis Makanan Dalam Neraka


Neraka merupakan satu tempat yang wajib diyakini oleh umat islam sebagai tempat pembalasan yang mempunyai kesengsaraan abadi setelah meninggal dunia. Jika amal seseorang itu baik, maka pembalasannya adalah di syurga tetapi jika sebaliknya maka neraka adalah tempat untuknya dan diberi 3 jenis makanan dineraka iaitu :

(1) ZAQQUM

Firman Allah swt: Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. Ia bagaikan kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang amat panas. (43 – 46 : ad-Dukhan)

Firman Allah swt: (Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.? Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai ujian bagi orang-orang yang zalim (samada mereka percaya atau tidak). Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang tumbuh dari dasar neraka. Buahnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu sehingga memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. (62 – 66 : as-Saffat).

Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya Nabi saw membaca ayat ini: “bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

Rasulullah saw bersabda:
“Sekiranya setitis zaqum menitis ke dunia nescaya akan merosakkan seluruh kehidupan ahli dunia. Bagaimana keadaan orang yang setiap hari buah zaqum menjadi makanannya?”
Hadis riwayat Tirmizi, Nasaie, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban. Syekh Syuaib menyatakan sanad hadis ini sahih.

Imam Ibnu Kathir berkata: “Allah swt menyatakan mereka memakan pokok ini walaupun rupanya sangat buruk dan sangat hodoh. Tambahan lagi dengan rasanya yang tidak sedap dan bau yang busuk. Mereka terpaksa makan kerana tidak ada yang lain.”

(2) GISLIN

Firman Allah swt: Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di neraka ini Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa. (35-37 : al-Haqqah).

Ulama berselisih pendapat terhadap hakikat Gislin seperti berikut:1. Nanah ahli neraka yang keluar dari luka dan kemaluan mereka. (Ibnu Abbas)2. Pohon yang menjadi makanan ahli neraka. (Dahhak dan Rabie bin Anas)3. Air dari basuhan daging dan darah ahli neraka. (Akhfasy)

(3) DARIE’

Firman Allah swt: Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. ( 6 dan 7 : al-Ghasiah)Para Ulama berselisih pendapat terhadap Darie’. Diantaranya adalah seperti berikut:1. Tumbuhan yang berduri yang melata di tanah. (Pendapat Ikrimah, Mujahid dan kebanyakan ulama tafsir).2. Batu (pendapat Said bin Jubair).3. Tumbuhan hijau yang busuk. Ianya dilemparkan laut ke daratan. (pendapat Khalil).4. Pohon berasal dari api neraka. (Pendapat Ibnu Abbas)

Pendapat yang dipilih adalah seperti yang dinyatakan oleh Imam Qurtubi:
“Pendapat yang lebih jelas adalah ianya pokok yang berduri seperti ianya di dunia. Daripada Ibnu Abbas ra, Nabi saw bersabda: “ Darie adalah sesuatu yang ada dalam neraka. Ia meyerupai duri. Lebih pahit dari pokok lidah buaya. Lebih busuk dari bangkai. Lebih panas dari api. Allah swt namakannya sebagai Darie.” (Hadis riwayat Ibnu Mardawiyah – sanadnya lemah)

MAKANAN YANG SUKAR UNTUK DITELAN

Kerana sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. Dan makanan yang menyebabkan tercekik di kerongkong dan azab yang pedih. (12 – 13 : al-Haqqah)

Ibnu Abbas berkata:
“Makanan yang tidak boleh ditelan dan tersangkut di halkum. Tidak boleh turun ke perut dan tidak boleh dikeluarkan. Makanan ini adalah Gislin, Zaqqum dan Dharie.”

KELAPARAN YANG MENYEKSAKAN  

Abu Darda berkata: Rasulullah saw bersabda: “ Dicampakkan rasa lapar kepada ahli neraka. Kelaparan yang mereka rasai menyamai azab yang mereka alami dalam neraka. Lalu mereka menjerit meminta tolong dan mereka pun diberikan Darie yang tidak menghilangkan kelaparan mereka. Lalu mereka menjerit meminta makanan dan mereka pun dibawa makanan yang menyebabkan mereka tercekik.

Mereka teringat kalau tercekik didunia mereka hilangkan dengan air. Mereka pun meminta air minuman. Lalu mereka diberi air yang sangat panas dengan besi-besi panjang yang berkapala sabit. Muka mereka hangus terbakar apabila air ini menghampiri mereka. Segala isi perut terputus apabila masuk kedalam perut mereka.”

Hadis riwayat Tirmizi dengan sanad yang lemah. Kebanyakan apa yang disebut dalam hadis ini ada disebut dalam ayat Quran dan Hadis sahih yang lain.

RUJUKAN:
Tafsir Qurtubi, Tafsir Ibnu Kathir, Tuhfatul Ahwazi, Sunan Tirmizi tahqiq syeikh Syuaib, Muntaqa oleh Dr Yusuf Qardawi, Tazkirah oleh Qurtubi, Buhur Zahirah oleh Imam as-Safirani. 












Sumber : sehinggit.blogspot.my



from Jom Dakwah http://ift.tt/2piZ3a6
via Kuliah Islam

8 Jenis Syafaat Di Padang Mahsyar Kelak




1. Al-Quran
Bacalah al Quran , sesungguhnya pada hari kiamat nanti al Quran akan datang sebagai pembawa syafaat kepada yang membacanya (HR Muslim)

– ramai antara kita yang telah meninggalkan bacaan Al-Quran dan beralih kepada Novel, Komik, Majalah Tabloid dan buku lucah (mangga, playboy, urtv dan lain-lain)

2. Puasa
Puasa dan al-Quran akan memberi syafaat kepada seseorang hamba pada hari kiamat. (Hadis riwayat Imam Ahmad)

-ramai di antara kita yang puasanya hanya sia-sia iaitu menahan diri dari lapar dan minum, tetapi perkara yang membatalkan puasa dan memakruhkannya tidak ditegah tanpa disedari.

3. Malaikat
Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diredhai Allah (Surah Al-Anbiya: 28)

-ramai orang ahli maksiat, kaki judi, kaki arak, isteri yang derhaka, bapa yang tidak bertanggungjawab hanya membiarkan Malaikat melaknat dan mengutuk mereka.

4. Nabi Muhammad
Sesungguhnya syafaatku diperuntukkan buat umatku yang berbuat dosa besar. (HR. Tirmidzi)

– Ramai di antara kita secara tidak sedar telah menghina nabi, tidak percaya nabi dan ada yang memperlekehkan kata-kata nabi, perbuatan nabi, sunnah nabi, serban nabi, janggut nabi dan lain-lain. Tapi Nabi Muhammad yang bakal beri syafaat. Inilah bukti kecintaan nabi kita pada umatnya.

5. Para Syuhada
Orang yang mati syahid itu dapat memberikan syafaat kepada 70 orang di kalangan keluarganya. (HR Abu Darda)

– Masih ada lagi orang tidak mempercayai mati syahid malah gambar foto orang mati syahid dalam keadaan senyum pun menjadi persoalan besar. Mereka yang mempersoalkan hal inilah sebenarnya munafik!

6. Ulama
Dari Utsman bin Affan r.a, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Di hari kiamat, yang memberi syafaat tiga golongan, iaitu para Nabi, kemudian ulama, kemudian syuhada” (H.R. Ibnu Majah)

– zaman sekarang, ramai yang dah tunjuk hebat, kononnya mereka lebih berilmu dari ulama, lebih malang lagi mereka mencela ulama.

7. Para Hafiz Al-Quran
Barangsiapa membaca Al Quran dan mengamalkannya, menghalalkannya yang halal dan mengharamkan yang haram maka Allah memasukkannya ke dalam syurga dan dia boleh memberi syafaat 10 orang keluarganya yang sudah pasti masuk neraka. (Hadis Riwayat Tarmizi)

-Ramai manusia zaman sekarang beranggapan, hantar anak pergi sekolah Tahfiz akan menyebabkan anak mereka tak dapat cari makan bila anak mereka dewasa kelak. Mereka ini hanya beranggapan, tuhan bukan pemberi rezeki. Mereka dalam tidak sedar, melakukan syirik!

8. Syafaat kecil termasuk daripada para solehin dan shadiqin serta anak yang meninggal dunia sebelum ditaklifkan.
– Solehin ialah orang yang soleh, iaitu orang yang taat pada Allah, Nabi Muhammad, agamanya, ibu bapanya, gurunya dan hormati jirannya dan masyarakat sekitar.

– Shadiqin ialah orang yang jujur dan benar bagi setiap perkara dalam urusan hidupnya sama ada perniagaan, pemerintahan dan lain-lain lagi.

– Anak yang meninggal dunia sebelum ditaklifkan hanya memberi syafaat kepada ibu bapanya.












Sumber : sehinggit.blogspot.my



from Jom Dakwah http://ift.tt/2qshwyB
via Kuliah Islam

SubhanAllah, Rupa-Rupanya Inilah 10 Pintu Syaitan Menguasai Tubuh Manusia. Cuba Periksa Adakah Kita Telah Membuka Pintu-Pintu Ini?

\


Mengikut ulama', syaitan akan menguasai tubuh manusia melalui 10 pintu iaitu:

1- Melalui sifat SOMBONG dan ANGKUH. Dua sifat ini mudah tersemai dan subur dalam diri manusia. Ia berpunca daripada sifat manusia yang ego dan mudah hanyut ketika dilimpahi kemewahan dan kesenangan.

2- Melalui sifat BAKHIL dan KEDEKUT. Setiap harta benda dan kemewahan yang diperoleh adalah kurniaan Allah. Ia seharusnya dibelanjakan ke jalan yang benar dan fisabilillah (di jalan Allah).

3- Melalui sifat TAKABBUR dan BONGKAK. Sifat ini selalunya bertapak dalam diri seseorang manusia yang merasakan bahawa dia sudah memiliki segala-galanya dalam hidupnya. Mereka lupa bahawa kesenangan dan kemewahan serta nikmat yang dikurniakan itu boleh ditarik oleh Allah pada bila-bila masa saja. Allah berfirman yang bermaksud

"Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang takbur." -Surah an-Nahl. ayat 23-

4- Melalui sifat KHIANAT. Khianat yang dimaksudkan bukan sahaja melalui perbuatan merosakkan sesuatu yang menjadi milik orang lain, tetapi juga mengkhianati hidup orang lain dengan tidak mematuhi apa-apa bentuk perjanjian, perkongsian dan sebagainya. Manusia yang melanggari peraturanAllah juga dikira mengkhianati, namun dengan khianat yang sangat besar.

5- Melalui sifat TIDAK SUKA MENERIMA ILMU DAN NASIHAT. Nabi Muhammad S.A.W sentiasa menasihati sahabat-sahabat baginda agar menjauhi sifar ini melalui hadis baginda 

Dari Abu Bakrah ra., Dari Nabi s.a.w , sabdanya yang bermaksud,
 "Jadikanlah dirimu orang alim atau orang yang menuntut ilmu atau orang yang selalu mendengar pelajaran agama, atau pun orang yang mencintai (tiga golongan yang tersebut); dan janganlah engkau menjadi (dari) golongan yang kelima, yang dengan sebabnya engkau akan binasa." (Al-Bazzar)
6- Melalui sifat HASAD. Perasaan hasad dengki selalunya akan diikuti dengan rasa benci dan dendam yang berpanjangan. Rasulullah S.A.W pernah bersabda bermaksud;
 "Hindarilah kamu daripada sifat hasad kerana ia akan memakan amalan kamu seperti api yang memakan kayu yang kering" (Riwayat Bukhari dan Muslim)
7- Melalui sifat SUKA MEREMEHKAN ORANG LAIN. Sifat ego manusia akan selalunya lahir apabila seseorang individu itu merasakan dirinya sudah sempurna jika dibandingkan dengan orang lain. Orang lain dilihat terlalu kecil dan kerdil jika dibandingkan dengan apa yang dia miliki. Abu Umamah pernah beriwayatkan bahawa Rasulullah S.A.W pernah bersabda bermaksud;
 "Tiga kelompok manusia yang tidak boleh dihina kecuali orang munafik ialah ORANG TUA, ORANG YANG BERILMU dan IMAM(PEMIMPIN) YANG ADIL. (Riwayat Muslim)
8- Melalui sifat UJUB atau BANGGA DIRI. Menurut ImamAhmad, Nabi Muhammad S.A.W bersabda yang bermaksud;
 "Jangan kamu bersenang-lenang dalam kemewahan kerana sesungguhnya hamba Allah itu bukan orang yang bersenang-senang sahaja." ( Riwayat Abu Naim daripada Muaz bin Jabal)
9- Melalui sifat SUKA BERANGAN-ANGAN. Islam agamayang menentang sifat malas. Orang yang berat tulang untuk berusaha bagi mencapai kecemerlangan dalam hidup akan dipandang hina oleh Allah dan manusia.

10- Melalui sifat BURUK SANGKA. Seseorang yang suka menuduh orang lain melakukan sesuatu kejahatan tanpa diselidiki terlebih dahulu amat dicela oleh Islam. Rasulullah S.A.W bersabda yang bermaksud;
 "Nanti akan ada seseorang yang berkata kepada oarang ramai bahawa mereka sudah rosak. Sesungguhnya orang yang berkata itulah yang sebenarnya rosak dirinya."( Riwayat Muslim)
Jadi InsyaAllah, marilah kita sama-sama merenng diri kita sekiranya kita mempunyai mana-mana sifat-sifat diatas. Dan InsyaAllah, bersama-samalah kita mengatasi dan menukar sifat-sifat mazmumah dalam diri kepada sifat-sifat mahmudah....













Sumber : sehinggit.blogspot.my



from Jom Dakwah http://ift.tt/2pjch6x
via Kuliah Islam

Pakaian Solat yang terkena BULU KUCING. Adakah SOLAT ANDA SAH? Menurut Ustaz Azhar




Segala puji bagi Allah, Rabb sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Soalan : Ustaz adakah bulu kucing itu najis.. sebab ada yang beritahu saya bulu kucing adalah.. najis..jika terkena pada baju.. tak boleh bawa solat.. betul ke ustaz?..jazakallahu khair

Jawapan :
Bulu kucing bukanlah najis, oleh kerana kucing itu sendiri bukan binatang yang najis, malahan bulu kucing yang jatuh kedalam air minuman juga tidak menajiskan minuman tersebut.

Berikut kami petik fatwa yang dikeluarkan Markas Fatwa dibawah pegawasan Dr Abdullah al-Faqih 

"Kucing bukanlah binatang yang najis, diriwayatkan dari pengarang-pengarang al-Sunan dari Kabshah bt Ka'b ibn Malik, isteri kepada Abu Qutaadah, bahawa Abu Qutaadah masuk dan dia (isteri) menuangkan air kepadanya agar dia dapat melakukan wuduk. Kemudian datang seekor kucing dan minum dari air tersebut, dan ia menarik takungan tersebut agar dapat minum air tersebut. Kabshah berkata :'Dia melihatku memandang kepadanya dan dia berkata, 'Adakah anda mendapatinya pelik, Ya anak perempuan saudaraku?'. Aku berkata,'Ya'. Dia berkata :

Rasulullah SAW bersabda :

'Sesungguhnya bukanlah kucing itu najis, kerana sesungguhnya ia adalah dikalangan mereka yang biasanya berada dikeliling kamu (al-tawwaafeena ‘alaikum). Maka dengan itu, apa yang datang pada bulunya adalah bersih (Taher) dan tidak memudharatkan jika ia terjatuh kedalam makanan dan minuman, akan tetapi seeorang itu boleh meninggalkannya sebab menjaga kesihatan"

Perkataan "mereka yang biasanya berada dikeliling kamu didalam hadis yang terkandung didalam fatwa diatas membawa maksud kucing itu juga bagaikan orang gaji atau orang rumah yang biasa berada dengan orang-orang didalam rumah.

Terdapat juga didalam riwayat yang lain, dimana seorang wanita membawa makanan hareesa kepada A'isyah ra. dan mendapati beliau sedang bersolat. A'isyah telah mengisyaratkan kepadanya agar dia meletakkan barangan tersebut dibawah. Kemudan seekor kucing datang dan makan sedikit darinya. Apabila A'siyah selesai bersolat, beliau makan makanan yang telah makan oleh kucing tersebut dan berkata :

Rasulullah SAW bersabda :

"Kucing bukanlah najis, malah dia adalah diantara mereka yang biasanya berada dikeliling kamu". Aku melihat Rasulullah SAW melakukan wuduk dengan air yang telah diminum oleh kucing"
[Hadis Riwayat Abu Daud dan lain-lain].

Soalan : saya ada memelihara kucing di rumah saya..adakah sah sembahyang saya,jika kain sembahyang atau sejadah terdapat bulu kucing. Adakah bulu kucing ini dikategorikan sebagai najis?

Jawapan : Sah solat saudari kerana bulu kucing bukan najis..

Kesimpulannya : Kucing bukanlah binatang najis, begitu juga dengan bulunya. Kucing dianggap sebagai 'orang rumah' sebagaimana yang digambarkan didalam hadis Nabi SAW diatas. Terdapat dikalangan ulama-ulama bermazhab Syafie mengatakan bahawa apa yang tertanggal dari binatang yang haram dimakan adalah najis. Menurut Prof Dr Wahbah al-Zuhaily (a-Fiqh al-Islami 1/175) bahawa disana terdapat pandangan yang menyebut bahawa jika bulu tersebut tidak lebih dari dua, maka ia dima'afkan. Namun demikian, jumhur ulama' berpendapat bahwa bulu kucing tidak najis, malah jika ia jatuh kedalam air sekalipun, maka air tersebut masih boleh diminum, sebagaimana Rasulullah melakukan wuduk pada takungan air yang telah diminum oleh kucing, dan A'isyah juga makan kueh yang telah diusik oleh kucing.Kesemua ini menjadi dalil kesucian kucing. Wassalam.














Sumber : sehinggit.blogspot.my



from Jom Dakwah http://ift.tt/2qsavxx
via Kuliah Islam

4 Amal Soleh Manusia Menjadi Pemberat Semasa Timbangan Amal (Mizan) Di Hari Akhirat




Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,

Timbangan amal (mizan) adalah tempat penentuan seseorang hamba Allah itu samaada akan ditempatkan disyurga atau neraka. Jika berat pahala/ kebaikannya maka syurgalah balasannya begitu juga jika berat dosa/ amalan buruknya maka nerakalah balasan yang akan diterima.

Untuk menyelamatkan kita dengan mendapat berat amal kebaikannya maka perlulah berusaha mencari jenis-jenis amalan yang boleh menjadikan amal kebaikan kita menjadi berat semasa ditimbang.

Terdapat empat amalan yang boleh menambahkan berat timbangan amal seseorang di hari akhirat iaitu :

Pertama : Puasa yang ikhlas kerana Allah Subhanahu Wa Taalah.

Kedua : Perbanyakkan zikir “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim”.

Ketiga : Akhlak yang baik.

Keempat : Perbanyakkan niat-niat yang baik walaupun masih belum berkemampuan melaksanakannya.

Huraiannya :

Pertama : Puasa yang ikhlas kerana Allah Subhanahu Wa Taalah.

Puasa yang dikerjakan dengan ikhlas mengikut tuntutan syarak akan menerima ganjaran pahala yang amat besar (dengan rahmatNya), hanya Allah Subhanahu Wa Taalah yang mengetahuinya.

Menurut alim ulamak, di akhirat kelak, jika kita telah ketandusan pahala kerana membayar hutang kepada penuntut-penuntut hutang pahala di atas dosa-dosa yang kita lakukan terhadap seseorang semasa di dunia, pahala puasa tidak akan diberi sebagai membayar hutang. Pahala puasa akan hanya digunakan apabila kita menghadapi timbangan amal (mizan) untuk menimbang dosa dan pahala di hadapan Allah Subhanahu Wa Taala kelak. Dengan rahmatNya, Allah Subhanahu Wa Taala akan membayarnya dengan pahala puasa kita (hanya Dia sahaja yang Maha Mengetahui nilai tersebut).

Status orang yang berpuasa dengan ikhlas dan taat (berkualiti) begitu istimewa disisi Allah Subhanahu Wa Taalah. Puasa yang ikhlas adalah ibarat perisai, pendinding dan benteng dari kelemahan rohani dan jasmani sekali gus menghindarkan kita dari dosa-dosa besar dan kecil.

Firman Allah SWT maksudnya : "Semua amal perbuatan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, ia adalah kepunyaanKu, dan Akulah yang akan membalasnya. Dan bagi orang yang berpuasa diberikan dua kegembiraan. Satu kegembiraan ketika berbuka dan satu kegembiraan lagi ketika menemui Tuhannya (menerima balasan yang telah dijanjikanNya). Dan sesungguhnya bau yang keluar dari mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada kasturi." (Hadis Qudsi Riwayat Tabrani dalam al Kabir dari Ibnu Mas'ud dan lain-lain)

Di dalam satu lagi Hadis Qudsi Allah Subhanahu Wa Taalah berfirman maksudnya: "Puasa itu dinding atau perisai dari api neraka dan ia adalah untukKu dan Aku sendiri akan membalasnya. Dia (yang berpuasa) meninggalkan nafsu syahwat, meninggalkan makan dan minum kerana Aku. Sesungguhnya bau yang keluar dari mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah dari bau kasturi". (Hadis Qudsi Riwayat Baghawi, Tabrani dan 'Abdan bin Basyir dari Ibnu Khasasiah).

Dalam sebuah hadis sahih yang bermaksud : "Di syurga terdapat lapan pintu, diantaranya ada pintu bernama Ar-Royyaan. Tidak diperkenankan masuk melaluinya kecuali orang-orang yang berpuasa." (Hadis Riwayat Bukhari dari Sahl bin Sa'd).

Kedua : Perbanyakkan zikir “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim”.

Nabi SAW ada memberi pesanan bahawa ada terdapat sebuah zikir yang mudah diulangkan setiap saat, namun berat di timbangan amalan. Zikir tersebut adalah bacaan “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim”.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Sallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

"Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman iaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (Hadis Riwayat Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)

Ketiga : Akhlak yang baik.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ

“Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam syurga, maka baginda pun menjawab, “Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” Dan baginda juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka, maka baginda menjawab, “Mulut dan kemaluan.” (Hadis Riwayat. At-Tirmizi no. 2004)

Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ

Maksudnya : “Sesungguhnya seorang mukmin betul-betul akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan solat dengan akhlak baiknya.” (Hadis Riwayat. Abu Daud no. 4798 dan dinyatakan sahih oleh Al-Albani dlm Shahih Al-Jami’ no. 1932)

Apakah yang dimaksudkan akhlak yang baik?

1. Membuangkan semua sifat-sifat mazmumah seperi riak, sombong, bongkak, takbur, iri hati, hasad dengki, suka mengumpat, memfitnah, mengadu domba dan suka memutuskan silaturahim, suka dedahkan aib orang lain dan sebagainya.

2. Memiliki sifat-sifat mahmudah seperti ikhlas, jujur, amanah, sabar , zuhud, qanaah, syukur, reda dengan takdir Allah dan lain-lain lagi.

3. Istiqamah dengan amal Islam, amal ibadah dan amal-amal soleh seperti suka bersedekah, suka membantu orang lain, berdakwah, amal makruf nahi mungkar dan sebagainya.

Keempat : Perbanyakkan niat-niat yang baik walaupun masih belum berkemampuan melaksanakannya.

Sabda Nabi SAW. yang bermaksud, "Seorang hamba yang dikurniakan Allah ilmu dan niat yang ikhlas, ia berkata, 'Seandainya aku memiliki harta, nescaya aku akan beramal sebagaimana yang diperbuat oleh si polan (golongan yang diberikah harta dan ilmu).' Dengan niatnya tersebut, maka pahala kedua-dua hamba ini sama." (Hadis Riwayat Tirmizi).

Nabi SAW bersabda maksudnya : ” Seorang hamba dihadapkan pada hari kiamat membawa hasanah sebesar bukit, lalu ada seruan;' Siapa yang pernah di aniaya oleh fulan boleh datang untuk dibayar'. Maka datanglah beberapa orang lalu mengambil bahagiannya sehingga tiada tinggal satu pun dari hasanah yang banyak itu, sehingga hamba itu menjadi bingung, lalu Tuhan berkata kepadanya: 'Untuk mu ada simpanan pada Ku yang tidak Aku perlihatkan kepada malaikat atau seorang pun dari makhluk Ku,' lalu ia bertanya:' Apakah itu'. Jawab Tuhan: Ia itu niatmu, yang kau selalu niat akan berbuat kebaikan, Aku tulis untuk mu berlipat ganda, tujuh puluh lipat ganda.' "

Daripada Umar ibn al-Katthab r.a. beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW.bersabda maksudnya : "Bahawa sesungguhnya setiap amalan itu bergantung kepada niat, dan bahawa sesungguhnya bagi setiap orang apa yang dia niatkan.." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Sahabat yang dikasihi,

Marilah kita pertingkatkan amal-amal soleh kita dan lakukanlah semata-mata kerana Allah SWT. Pertingkatkan empat amalan kebaikan seperti di atas sebagai usaha-usaha kita untuk memberatkan timbangan amal pahala kita ketika menghadapi hisab (mizan) di hari akhirat nanti. Jadikanlah puasa Ramadan kita sebagai amalan pertama yang akan mendapat kurniaan Allah SWT, berat timbangan amal dan dimasukkan-Nya kita kesyurga dengan rahmat -Nya. Wauallahualam.














Sumber : sehinggit.blogspot.my



from Jom Dakwah http://ift.tt/2pjikIp
via Kuliah Islam