Thursday, 13 July 2017

Tanda / Ciri Hati yang Selamat (Qolbun Salim)

Image result for Tanda / Ciri Hati yang Selamat (Qolbun Salim)



Bismillah

Allah Ta’ala berfirman, mengabarkan tentang doa Khalil-Nya Ibrahim alaihissalam yang memohon agar Allah tidak menghinakannya di hari ketika manusia dibangkitkan, yaitu

(asy syu’ara 88-89):

يوم لا ينفع مال ولا بنون (88) إلا من أتى الله بقلب سليم


“Hari ketika tiada lagi berguna harta dan anak-anak kecuali orang-orang yang datang menghadap Allah membawa hati yang selamat.”1

** Hati yang selamat adalah hati yang bersih dari syirik (besar ataupun kecil).

Bersih (selamat) dari kecurangan, dendam, dengki, kikir, kibir, hubbuddunia (cinta dunia) dan kedudukan.

Jadi, dia selamat dari semua kotoran yang menjauhkannya dari Allah.

Selamat dari semua syubhat yang menyanggah beritaNya.

Selamat dari semua syahwat yang menantang perintahNya.

Selamat dari semua keinginan yang bersaing dengan apa yg di kehendakiNya.


Selamat dari penghalang yang menghentikannya dari Allah.

Hati yang selamat ini ada dalam surga dunia,alam barzakh dan akhirat.


Tidaklah mutlak keselamatan itu  sampai hati itu bersih dari 5 hal :


1. Dari syirik,yang berlawanan dengan tauhid.

2. Dari bid’ah yang berlawanan dengan sunnah

3.Dari syahwat, yang menyelisihi perintah

4. Dari kelalaian, yang berlawanan dengan dzikir

5.Dari hawa nafsu, yang berlawanan dengan upaya pemurnian dan keikhlasan.


Diantara tanda-tanda Qalbun Saliim adalah :



A. Dia selamat/bersih dari rasa suka kepada hal2 yang tidak disukai oleh Allah.

B. Hati itu selalu mnggerakkan pemiliknya agar senaniasa kembali kepada Allah dan bergantung kepadaNya.

C. Hati itu tidak pernah putus mengingat Allah.

D. Apabila disodorkan kepadanya sesuatu yg buruk,dia dengan naluri dan fitrahnya lari menjauh dan tidak menoleh kepadanya, bahkan membencinya

E. Jika satu saja amal taat luput dikerjakannya, dia merasa kehilangan dan sakit.

F.Dia selalu rindu ingin bertemu dengan Allah.

G.Setiap mulai shalat, hilang darinya kesedihan dan cemas terhadap urusan dunia.

H.Selalu menjaga waktunya untuk hal2 yg berguna,jauh dari yang sia-sia.

I. Perhatian untuk memperbaiki amal lbh besar drpada mengerjakan amalan itu sendiri.

اللهم ارزقنا قلبا سالما



Menghadap Allah dengan Hati yang Selamat


Allah Azza Wa Jalla berfirman:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

pada hari (kiamat) saat harta dan anak-anak tidak bermanfaat. Kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat (Q.S asy-Syu'araa' ayat 88-89).

Penjelasan:

Pada hari itu, seseorang tidak bisa menghindar dari adzab Allah. Dia tidak bisa membayar dgn hartanya sebagai ganti agar ia terhindar dari adzab Allah.

Seandainya ia memiliki harta berupa emas sepenuh bumi, hal itu tidak bisa dijadikan tebusan dirinya agar terhindar dari adzab Allah. Hartanya tidak bisa memberi manfaat sedikitpun. Demikian juga anaknya.

Apakah yang dimaksud dengan hati yang selamat?

Sahabat Nabi Ibnu Abbas menjelaskan: itu adalah hati yang hidup yang mempersaksikan bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah.

Mujahid dan al-Hasan menyatakan: hati yang selamat dari kesyirikan.

Said bin Musayyib berkata: itu adalah hati yang sehat, hatinya orang beriman. Sedangkan hati orang kafir dan munafiq adalah hati yang sakit.

Abu Utsman anNaisabuuriy menyatakan: itu adalah hati yang kosong dari kebid'ahan, (penuh) ketenangan menuju Sunnah.

(Disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir).

Syaikh Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah menyatakan:
Hati yang selamat artinya adalah selamat dari kesyirikan, keraguan, kecintaan terhadap keburukan, terus menerus dalam kebid'ahan dan dosa. Justru sebaliknya hati itu berisi ikhlas, ilmu, keyakinan, cinta pada kebaikan, menghiasinya dalam hatinya. Kehendak dan cintanya mengikuti kecintaan Allah. Hawa nafsunya (ditundukkan) untuk mengikuti (ajaran) yang datang dari Allah.

(Taisiir Kariimir Rahmaan fii Tafsiirri Kalaamil Mannaan (1/593)).




HATI YANG SELAMAT

Al-Imam al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah,

Hati yang sehat : adalah Hati yang Selamat, yang tidak akan selamat pada hari Kiamat kelak kecuali barangsiapa datang menghadap Allah dengan membawanya.

Allah Ta’ala berfirman,
“Pada hari yang tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali barangsiapa datang menghadap kepada dengan membawa hati yang selamat.” (asy-Syu’ara : 88-89)
Hati yang Selamat adalah : hati yang selamat dari : semua syahwat yang bertentangan dengan perintah dan larangan Allah, dan semua semua syubhat yang menentang berita-berita dari-Nya.
Jadi, hati tersebut selamat dari peribadatan kepada selain Allah, dan selamat dari berhukum kepada selain Rasul-Nya.”

Ighatsatu al-Lahfan, hlm 7.

“Seseorang tidak akan meraih keselamatan hati secara mutlak, hingga dia selamat dari lima hal :

1. Syirik, yang membatalkan Tauhid.
2. Bid’ah, yang bertentangan dengan Sunnah.
3. Syahwat, yang bertangan dengan perintah.
4. Kelalaian, yang bertentangan dengan Dzikir.
5. Hawa nafsu, yang bertentangan dengan kemurnian dan keikhlasan.

Kelima hal tersebut merupakan tirai penghalang dari Allah. Di bawah masing-masing hal tersebut ada banyak macam, masing-masing mengandung contoh-contoh yang tak terbatas.



QALBUN SALIM (HATI YANG SELAMAT)


Mutiara Nasehat al-Imam Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

“Harus ada perhatian terhadap perbaikan hati, dengan cara senantiasa konsisten di atas :
▪ kejujuran,
▪ ikhlash,
▪ taubat,
▪ inabah (selalu kembali kepada Allah, pen),
▪ selalu merasa diawasi oleh Allah,
▪ waspada dari riya’ , waspada dari hasad dan dengki, serta waspada dari semua yang merusak hati.

Maka harus MEMBERSIHKAN hati. Karena tidak akan masuk Jannah (surga) kecuali barangsiapa berjumpa Allah dengan membawa Qalbun Salim (Hati yang Selamat). Hati yang Selamat adalah Hati yang selamat dari berbagai penyakit: Syirik, dusta, sombong, kufur nikmat, hasad, benci di jalan syaithan, dan berbagai sifat-sifat tercela lainnya.”



TIDAK ADA YANG SELAMAT DI HARI ESOK (KIAMAT) KECUALI YANG DATANG DENGAN MEMBAWA HATI YANG BERSIH.


Berkata Imam Ibnu Rojab رحمه اللّٰهُ تعالى:

‏لا ينجو غدا إلا من لقي الله بقلب سليم ليس فيه سواه ، قال الله تعالى {يوم لا ينفع مال ولا بنون إلا من أتى الله بقلب سليم}

“Tidak akan ada yang selamat esok hari kecuali orang-orang yang berjumpa dengan Alloh dengan (membawa) hati yang bersih yang tidak ada di dalamnya selain darinya, (karena) Alloh ta’ala berfirman:

(يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ * إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ) [سورة الشعراء 88 – 89]

” (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” [Qs. As-Syu’aro: 88-89]”



Ya Rabb Janganlah Engkau Hinakan Aku Pada Hari Kebangkitan


Termasuk Rukun Iman yang enam, adalah beriman dengan adanya hari akhir. Dimana Allah akan bangkitkan seluruh manusia dari kubur-kubur mereka. Dan akan diadakan perhitungan amal masing-masing kita.

Pada hari itu tidak ada lagi amal perbuatan, yang ada hanyalah perhitungan amal.

Bergembiralah orang-orang yang bergembira. Yaitu mereka yang ketika didunia telah menggunakan modal yang telah diberikan oleh Allah, mereka pergunakan, mereka manfaatkan benar-benar untuk beribadah kepada Allah.

Akan bersedih orang-orang yang bersedih. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa, tidak benar memanfaatkan modal yang telah Allah berikan kepada mereka untuk menempuh kehidupan dunia. Harta yang mereka kumpulkan semasa didunia tidak bermanfaat, anak-anak yang mereka banggakan, dielu-elukan tidak bermanfaat dihadapan Allah عزوجل.

Allah تعالى berfirman:

 ﻭَﻣَﺂﺃَﻣْﻮَﺍﻟُﻜُﻢْ ﻭَﻵﺃَﻭْﻻَﺩُﻛُﻢ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﺗُﻘَﺮِّﺑُﻜُﻢْ ﻋِﻨﺪَﻧَﺎ ﺯُﻟْﻔَﻰ ﺇِﻻَّ ﻣَﻦْ ﺀَﺍﻣَﻦَ ﻭَﻋَﻤِﻞَ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻓَﺄُﻭْﻟَﺌِﻚَ ﻟَﻬُﻢْ ﺟَﺰَﺁﺀُ ﺍﻟﻀِّﻌْﻒِ ﺑِﻤَﺎ ﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﻭَﻫُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻐُﺮُﻓَﺎﺕِ ﺀَﺍﻣِﻨُﻮﻥَ {37}

”Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa ditempat-tempat yang tinggi (dalam surga)." (QS. Saba': 37)

 Lalu apakah modal yang harus kita jaga dan kita manfaatkan untuk menghadap kepada Allah تعالى❓

Disebutkan dalam hadist yang sohih dari sahabat Nu'man bin Basyir

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻨُّﻌﻤَﺎﻥ ﺑْﻦُ ﺑَﺸِﻴﺮ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪ ﻋَﻨﻬُﻤَﺎ ﻗﺎﻝ: ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ يقولو (……ﺃَﻻَ ﻭَﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﻟﺠَﺴَﺪِ ﻣُﻀْﻐَﺔً: ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَﺤَﺖْ ﺻَﻠَﺢَ ﺍﻟﺠَﺴَﺪُ ﻛُﻠُّﻪُ، ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻓَﺴَﺪَﺕْ ﻓَﺴَﺪَ ﺍﻟﺠَﺴَﺪُ ﻛُﻠُّﻪُ ، ﺃَﻻَ ﻭَﻫِﻲَ ﺍﻟﻘَﻠْﺐُ‏» . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ

"Sesungguhnya dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya, ketahuilah itu adalah hati” (HR Bukhari dan Muslim)

Hati menjadi sumber seorang hamba, bisa jadi hati itu baik, selamat, sehat, yang dengannya akan memerintahkan jasad ini melakukan perkara-perkara yang baik, yang bisa mendekatkan diri kita kepada Allah.

Bisa juga hati itu menjadi rusak, sakit, sehingga akan nampak pada pemilik hati yang rusak ini perilaku, perbuatan yang jelek, yang bisa semakin menjauhkan dia dari Allah تعالى.

Oleh karena itulah, Nabi kita berdoa dalam sholatnya kepada Allah  تعالى:

ﻭَﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﻗَﻠْﺒًﺎ ﺳَﻠِﻴﻤًﺎ

aku memohon kepadaMu hati yang selamat. (Dari Sadad bin Aus, HR Nasai)

Karena pada hari kiamat kelak hanya orang-orang yang  memiliki hati yang selamat yang diterima oleh Allah تعالى.

ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺨْﺰِﻧِﻲ ﻳَﻮْﻡَ ﻳُﺒْﻌَﺜُﻮﻥَ

"dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan"

(88). ﻳَﻮْﻡَ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻊُ ﻣَﺎﻝٌ ﻭَﻟَﺎ ﺑَﻨُﻮﻥَ

"(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna."

(89). ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﺃَﺗَﻰ ﺍﻟَّﻪَ ﺑِﻘَﻠْﺐٍ ﺳَﻠِﻴﻢٍ

"kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy-Syu-'ara: 87-89),

Sumber : http://www.atsar.id



from Jom Dakwah http://ift.tt/2unjFkX
via Kuliah Islam

No comments:

Post a Comment