Wednesday, 16 November 2016

Subhanallah!! DOSA YANG LEBIH BESAR DARI BERZINA

Selama ini kita menganggap zina dan bunuh itu sangat besar dosanya. Tapi salah. Ada lagi dosa yang lebih besar dari semua itu dan tak mustahil kita juga pernah melakukan dosa ini. Nauzubillah
Bacalah kisah ini. Semoga bermanfaat!
Pada suatu senja yang lengang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-hayung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahawa dia berada dalam keadaan dukacita yang mencekam.
Kain tutup kepalanya/ hijab menutup hampir seluruh wajahnya tanpa hias muka atau perhiasan ditubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan raut wajahnya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang telah meroyak hidupnya.
Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman NabiMusa a.s. Diketuknya pintu perlahan-lahan sambil memberi salam.
Maka terdengarlah ucapan dari dalam,
“Silakan masuk”
Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambilkepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata;
“Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan sayaagar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.”
“Apakah dosamu wahai wanita ayu?” tanyaNabi Musa a.s. terkejut.
“Saya takut mengatakannya.”jawab wanita cantik tersebut.
“Katakanlah jangan ragu-ragu!” desak NabiMusa.
Maka perempuan itupun terpatah bercerita, “Saya… telah berzina”.
Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.
Perempuan itu meneruskan,
“Dari perzinaan itu saya pun… hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya… cekik lehernya sampai… mati,” ucap wanita itu seraya menangis sekuat hatinya.
Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik,
“Perempuan bejad, pergi kamu dari sini! Agar seksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku kerana perbuatanmu. Pergi!” Teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata kerana jijik.
Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca yang hancur luluh segera bangkit dan melangkah pergi. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa.
Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu.. Bahkan ia tak tahu mahu dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.
Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya,
“Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?”
Nabi Musa terperanjat.
“Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?”
Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahubertanya kepada Jibril.
“Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?”
“Ada!” jawab Jibril dengan tegas.
“Dosa apakah itu?” tanya Nabi Musa.
“Iaitu orang yang meninggalkan solat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina”.
Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.
Nabi Musa menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya.
Bererti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya.
Sedang orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh bererti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahswa Allah itu ada, di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mahu menerima kedatangannya.
Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina. Mudah-mudahan menjadi pengajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban solat dengan istiqomah.
Sumber: PM


from Jom Dakwah http://ift.tt/2fxjs6K
via Kuliah Islam

No comments:

Post a Comment