{“ Demi masa.. “}
Bahkan Tuhan pun bersumpah atas nama waktu..
{“ Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi “}
Yah, sadar atau tidak sadar, kita memang sering abai/ lalai. Bahwasanya setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, stiap minggu, setiap bulan, bahkan setiap tahun dalam hidup kita ini tidak semuanya diisi dengan sesuatu yang berarti. Atau perlukah hidup ini diputar ulang, layaknya sebuah film atau sinetron ? yang dapat kita tonton apa yang selama ini telah dan tidak kita lakukan. Bahagia, sedih, suka, duka, benci, cinta dan apapun itu yang pernah kita rasakan semuanya terekam oleh waktu sebagai masa lalu.
Andai hidup ini bisa di dokumentasikan dan ditonton, sebaik atau seburuk apapun film perihal hidup kita ini ? maka semuanya malah akan membosankan. Antiklimaks-nya! yakni bagai film yang disutradarai orang yang tak berbakat dan tak mempunyai pengalaman secuilpun. Atau bisa mungkin juga spektakuler, dengan berbagai prestasi dan prestise yang dapat membuat kita dikenal oleh orang banyak. Karena kita tau bahwa sutradara film yang membuat klimaks sehingga mampu membuai para penonton. Tapi, mungkin jarang bagi kita ini untuk lebih berpikir, sudahkah hal itu bermanfaat? atau malah dapat merugikan kita ?
Ah, kita memang manusia! celakalah manusia! betapa sudah banyak kerugian yang terekam oleh waktu!
{“ kecuali (bagi mereka) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran “}
Dan dalam satu waktu kadang kita berhenti, mencoba menapaki jejak kaki sendiri… merenung dan menyesali… memaki bahkan menghinakan diri… Betapa banyak waktu yang terbuang percuma. Melangkah tanpa arah dan melakukan hal-hal yang mungkin di mata-Nya bukanlah sebuah kebajikan. Ego dan kemarahan serta angkuh dalam bersikap. Merasa sudah beriman, namun jarang berbagi kebaikan terhadap sekitar. Merasa dekat dengan-Nya, merasa malu tak menjalankan ibadah-Nya, namun terkadang lupa dengan perintah-Nya…! Menyesal terkadang, mengulang kebanyakan.. Naik turun keimanan membuat kita tergambar sebagai hamba yang tak teguh pendirian..
Sungguh siapapun tak pernah ingin menjadi yang merugi. Sejatinya manusia tak pernah ingin melihat film hidup yang berakhir buruk! bukan dimata penonton lain. Tapi dimata-Nya. Sungguh kita pun ingin kembali sebagai orang terakui oleh-Nya.. Memberikan waktu-waktu yang gemilang dalam penghambaan terhadap diri-Nya. Waktu-waktu mengabdi sebagai manfaat bagi hamba yang lain.Tidak, kita mungkin tak bisa membuat film spektakuler yang mampu mengguncang dunia dengan prestasi atau prestise yang gemilang. Namun, teguhkan hati kita untuk tak menjadi manusia yang merugi !
Sumber : mutiarapublic.com
from Jom Dakwah http://ift.tt/2oXXDSW
via Kuliah Islam
No comments:
Post a Comment