Para ulama membagi sabar menjadi tiga bagian; Pertama, sabar di atas ketaatan. Kedua, sabar dari apa saja yang Allah haramkan. Ketiga, bersabar saat tertimpa takdir ketetapan Allah yang dirasa menyakitkan (musibah).
Jika makna sabar secara bahasa adalah menahan diri, yakni menahan diri dari apa yang tdak disukai jiwanya. Maka pada bagian kedua & ketiga kita akan memakluminya, yakni sabar (menahan diri) dari menuruti syahwat dan dorongan nafsu; dan sabar (menahan diri) dari mengeluh dan mengumpat atas musibah yang Allah takdirkan atas dirinya, lalu ia ridha kepadanya dan berharap pahala kepada Allah atasnya. Kemudian dalam ketaatan kok kita harus sabar, kenapa?
Sebabnya, karena ketaatan dirasa berat oleh jiwa & fisik seseorang sehingga sehingga ia merasa kesulitan menjalankannya. Apalagi kalau fisiknya lemah dan capek, maka beratnya menjalankan ketaatan semakin terasa. Karenanya untuk menjadi ahli tha'ah sangat dibutuhkan kesabaran untuk dawam (kontinyu) menjalankannya.
Di sisi lain, ketaatan terkadang membutuhkan modal duit seperti zakat, infak, haji dan semisalnya maka menjalankan ketaatan-ketaatan ini menjadi beban bagi jiwa manusia. Karena tabiat dasar manusia itu pelit, sayang & eman-eman terhadap harta yang telah diusahakannya. Karenanya seseorang dalam menjalankan ketaatan ia harus mampu melawan apa-apa yang tidak disukai jiwannya, ia harus mampu mengalahkan kecenderungan jiwanya yang ingin berleha-leha, malas, tidak mau ada beban, dan ingin menikmati kesenangan-kesenangan.
Ringkasnya, dalam menjalankan ketaatan terdapat sesuatu yang berat atas jiwa dan fisik kita. Karenanya menjalankannya membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Siapa yang mampu bersabar, atas ketaatan ini dan ditmabah dengan dua macam kesabaran lainnya di atas maka ia akan mendapatkan keberuntungan hidup.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)
Sumber : http://ift.tt/1j0LZgs
from Jom Dakwah http://ift.tt/2yeuNPj
via Kuliah Islam
No comments:
Post a Comment