Friday, 2 June 2017

11 KEUTAMAAN BERJALAN MENUJU KE MASJID.

Image result for 11 KEUTAMAAN BERJALAN MENUJU KE MASJID.


Ramadhan tahun 2015 M / 1436 H, sudah semakin hampir datang untuk menemui umat Islam. Sebagai langkah untuk menyambut kedatangan bulan penghulu segala bulan. kita diperintahkan Allah SWT untuk megimarahkan masjid dan surau. 

Bukan sahaja dalam bulan Ramadan,  tapi 11 bulan yag lainnya juga sama. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah, ayat 18:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Ertinya:
"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS.At-Taubah :18)
  
Disamping itu pula,  dalam rangka memotivasi kaum muslimin untuk megimarahkan masjid, Allah SWT memberikan banyak janji dan keutamaan bagi orang yang menghadirkan diri untuk sholat jamaah. 

Di antara dalil hadits tentang kelebihan tersebut adalah:

A. Hadis dari Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وما من رجل يتطهر فيحسن الطهور ثم يعمد إلى مسجد من هذه المساجد إلا كتب الله له بكل خطوة يخطوها حسنة،ويرفعه بها درجة،ويحطّ عنه بها سيئة
Ertinya:
"Jika seseorang wudhu dengan sempurna, kemudian menuju masjid maka Allah akan mencatat setiap langkahnya sebagai pahala untuknya, mengangkat derajatnya, dan menghapuskan dosanya".. (HR. Muslim)

B. Hadis dari Utsman bin Affan RA,  Nabi SAW bersabda:

من توضأ للصلاة فأسبغ الوضوء ثم مشى إلى الصلاة المكتوبة فصلاها مع الناس، أو مع الجماعة، أو في المسجد غفر الله له ذنوبه

Ertinya:
"Siapa yang berwudhu untuk shalat dan dia sempurnakan wudhunya, kemudian dia menuju masjid untuk shalat fardhu. Lalu dia ikut shalat berjamaah atau shalat di masjid maka Allah mengampuni dosa-dosanya. (HR. Muslim)

Untuk menyempurnakan pahala ketika berjalan menuju ke masjid, ada beberapa adab yang diajarkan oleh Rasulullah  SAW ketika berangkat ke masjid diantaranya:

1. Berwudhu dari rumah, dan bukan di masjid.

Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa keadaan yang sesuai sunnah adalah berwudhu di rumah dan bukan di masjid. Di antaranya adalah hadis Utsman di atas:

“Siapa yang berwudhu untuk shalat dan dia sempurnakan wudhunya, kemudia dia menuju masjid untuk shalat fardhu”.

Zahir hadis ini, wudhu tersebut mestilah dilakukan sebelum berangkat menuju masjid, itu ertinya,wudhu tersebut dilakukan di rumah.

Juga hadits dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:

من تطهّر في بيته ثم مشى إلى بيت من بيوت الله، ليقضي فريضة من فرائض الله

Ertinya:
"Siapa yang berwudhu di rumahnya kemudian berjalan menuju salah satu rumah Allah, untuk menunaikan shalat wajib…" [dan seterusnya] (HR. Muslim)

2. Gunakan pakaian yang  suci dan bersih. 

Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 31:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا

Ertinya:
"Wahai anak Adam, gunakanlah perhiasan kalian setiap kali menuju masjid, makan dan minumlah kalian.. (QS. Al-A’raf: 31)

Sebagai orang yang beriman, sepatutnya kita merasa malu ketika kita sholat  hanya mengenakan T Shirt atau pakaian yang tidak sopan. Sementara kita sedar bahwa kita hendak menghadap Allah SWT. Sementara  kita pergi ke pejabat memakai pakaian yang begitu kemas dan rapih.

3. Membaca doa ketika keluar rumah.

Di antara doa yang disyariatkan adalah:

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Ertinya:
"Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah".

Membaca doa ini ketika keluar rumah memiliki keutamaan besar, sebagaimana disebutkan dalam hadis Anas bin Malik RA ‘anhu, bahwa Nabi SAW bersabda:

“Apabila ada orang yang keluar dari rumahnya, kemudian dia membaca doa di atas, dikatakan kepadanya:

هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ

‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi, dan kamu dilindungi‘

maka setan-setanpun berteriak. Kemudian ada salah satu setan yang berkata kepada lainnya: “Bagaimana mungkin kalian mampu menggoda orang yang sudah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.” (HR. Abu Daud, Turmudzi)

Keterangan:
a. Doa ini sangat ringkas, mudah dibaca, namun besar keutamannya.

b. Tidak dianjurkan untuk mengangkat tangan ketika membaca doa ini.

4. Memakai selipar atau alas kaki lainnya dengan mendahulukan kaki kanan.

Dari A’isyah RA, beliau mengatakan,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ، فِي تَنَعُّلِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَطُهُورِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ

Ertinya:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan, ketika memakai sandal, menyikat rambut, bersuci, dan yang lainnya.” (HR. Bukhari, Ahmad)

5. Berjalan menuju ke masjid dengan tenang.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:

إذا سمعتم الإقامة فامشوا إلى الصلاة وعليكم السكينة والوقار، ولا تُسرعوا

Ertinya:
“Apabila kalian mendengar iqamah, berjalanlah menuju shalat dan kalian harus tenang, dan janganlah terburu-buru…” (HR. Bukhari & Muslim)

Di samping itu, dengan berjalan tenang, kita akan mendapatkan banyak pahala. Karena setiap langkah kaki kita dicatat sebagai pahala dan menghapus dosa.

Di antara hikmah larangan terburu-buru ketika shalat, agar kita tidak termengah - mengah ketika melaksanakan sholat. Kerana ianya dapat menyebabkan sholat kita menjadi terganggu.

6. Membaca doa ketika menuju masjid.

Doa yang diajarkan Nabi SAW ketika menuju masjid sangat banyak. Ada yang panjang dan ada yang pendek. Sebagian ulama menganjurkan agar dibaca semuanya. Sehingga kita mendapatkan semua keutamaan dalam doa tersebut. Tapi, bagi yang susah menghafalkan semua, dapat menghafalkan yang pendek, dan dibaca berulang-ulang.

Di antara doa yang diajarkan Nabi SAW adalah:

اللهم اجعل في قلبي نوراً، وفي لساني نوراً، وفي سمعي نوراً، وفي بصري نوراً، ومن فوقي نوراً، ومن تحتي نوراً، وعن يميني نوراً، وعن شمالي نوراً، ومن أمامي نوراً، ومن خلفي نوراً، واجعل في نفسي نوراً، وأعظم لي نوراً، وعظِّم لي نوراً، واجعل لي نوراً، واجعلني نوراً، اللهم أعطني نوراً، واجعل في عصبي نوراً، وفي لحمي نوراً، وفي دمي نوراً، وفي شعري نوراً، وفي بشري نوراً

Ertinya:
“Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di lisanku, cahaya bagi pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku, cahaya di jiwaku, perbesarlah cahayaku, jadikanlah untukku cahaya, jadikanlah aku penuh cahaya, ya Allah berikanlah aku cahaya, jadikanlah cahaya di ruas badanku, cahaya di dagingku, cahaya di darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku.”

اللهم اجعل لي نورا في قبري . . ونورا في عظامي

“Ya Allah, jadikanlah cahaya untukku di kuburku… cahaya di tulangku.”

وزدني نورا , وزدني نورا , وزدني نورا

“Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku…”

وهب لي نورا على نور

“Berikanlah aku cahaya di atas cahaya”

Semua doa di atas berdasarkan riwayat yang shahih, sebagaimana disebutkan dalam buku Hisnul Muslim, karangan Dr. Said bin Wahf Al-Qahthani

7. Sesampainya di masjid, tanggalkan selipar dengan mendahulukan kaki kiri.

Sunah ini dinyatakan dalam hadis dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:

إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيُمْنَى، وَإِذَا خَلَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالْيُسْرَى

Ertinya:
“Apabila kalian memakai sandal, mulailah dengan kaki kanan, dan jika melepas, mulailah dengan kaki kiri.” (HR. Ibnu Majah).

Agar tetap dapat masuk masjid dengan kaki kanan, setelah melepas selipar, kaki jangan langsung dipijakkan ke lantai masjid, tapi dipijakkan dulu ke tanah atau ke selipar kiri yang sudah dilepas. Kemudian naiklah ke lantai masjid dengan kaki kanan.

8. Memasuki masjid dengan mendahulukan kaki kanan

Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ، فِي تَنَعُّلِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَطُهُورِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
Ertinya:
“Nabi SAW suka mendahulukan yang kanan, ketika memakai selipar, menyikat rambut, bersuci, dan yang lainnya.” (HR. Bukhari & Ahmad).

Para ulama mengatakan, semua kegiatan yang baik, dianjurkan mendahulukan bahagian tubuh yang kanan. Termasuk dalam hal ini adalah mendahulukan kaki kanan ketika masuk masjid.

Anas bin Malik RA mengatakan:

من السنة إذا دخلت المسجد أن تبدأ برجلك اليمنى، وإذا خرجت أن تبدأ برجلك اليسرى

Ertinya:
“Termasuk ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika anda masuk masjid, anda mendahulukan kaki kanan dan ketika keluar anda mendahulukan kaki kiri.” (HR. Hakim)

9. Berdoa ketika masuk ke dalam masjid.

Ada banyak doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan sekali lagi, sikap yang tepat adalah diamalkan semuanya. Berikut beberapa doa ketika masuk masjid,

بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللهِ

Ertinya:
“Bismillah, shalawat dan salam untuk Rasulillah.”(HR. Ibnu Sunni, Abu Daud)

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Ertinya:
“Ya Allah, buka-kanlah pintu rahmat-Mu untukku.”(HR. Muslim)

أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Ertinya:
“Aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung, dengan wajah-Nya yang Mulia, dengan kekuasan-Nya yang langgeng, dari godaan setan yang terkutuk.”

Untuk doa terakhir ini, terdapat keutamaan khusus:
Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, bahwa Nabi SAW ketika memasuki masjid, beliau membaca doa di atas. Kemudian beliau bersabda,

فَإِذَا قَالَ: ذَلِكَ قَالَ الشَّيْطَانُ: حُفِظَ مِنِّي سَائِرَ الْيَوْمِ

Ertinya:
“Jika orang membaca doa ini, maka setan berteriak, ‘Orang ini dilindungi dariku sepanjang hari.'” (HR. Abu Daud)

10. Sholat tahiyyatul masjid, jika memungkinkan.

Ertinya Ketika kita datang awal ke masjid,  membolehkan kita untuk melakukan sholat tahiyyatul masjid terlebih dahulu. 

Nabi  SAW bersabda:

فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ، فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ

Ertinya:
“Apabila kalian masuk masjid, jangan duduk, sampai shalat dua rakaat ( Itulah shalat tahiyatul masjid).” (HR. Muslim)

11.  Jangan lupa untuk mendekati sutrah.

Pengertian Sutrah ketika shalat maksudnya adalah pembatas, yang mana hal ini telah banyak dari kaum muslimin sekarang yang telah melupakannya. 

Rasulullah SAW telah bersabda :

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيُصَلِّ إِلَى سُتْرَةٍ وَلْيَدْنُ مِنْهَا وَلاَ يَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ فَإِنْ جَاءَ أَحَدٌ يَمُرُّ فَلْيُقَاتِلْهُ فَإِنَّهُ شَيْطَانٌ

Ertinya:
"Jika salah seorang diantara kalian mendirikan sholat, hendaklah shalat menghadap sutrah dan hendaklah mendekat padanya dan jangan biarkan seorangpun lalu antara dia dengan sutrah. Jika ada seseorang lewat di depannya maka perangilah karena dia adalah syaitan" (HR. Ibnu Majah).

Ya Robbi berikanlah kekuatan kepada kami untuk menjaga rumah-Mu dengan kehadiran kami untuk menunaikan sholat lima waktu dengan baik. Jauhkan kami Ya Allah daripada sifat lengah ketika panggilan adzan memanggil kami.  Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam. 

Sumber : baca-tazkirah.blogspot.my



from Jom Dakwah http://ift.tt/2slD9lT
via Kuliah Islam

No comments:

Post a Comment