Wednesday, 11 October 2017

Jodoh Adalah Cerminan Diri?

Related image


Dalam menemukan calon pendamping hidup tentu tidak mau sembarangan. Sebab, pernikahan pada dasarnya dilakukan hanya sekali seumur hidup. Maka, sebelum Anda mencari, perbaiki diri Anda. Cobalah berkaca, apakah diri Anda sudah baik atau malah sebaliknya. Jika belum, alangkah lebih baik jika Anda memperbaikinya terlebih dahulu. Sebelum Anda menyesal di kemudian hari.

Ketahuilah, bahwa berkata Ibn Al-Qayyim, ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah-Nya menciptakan makhluk-Nya dalam kondisi saling mencari yang sesuai dengannya. Secara fitrah saling tertarik dengan jenisnya dan sebaliknya akan menjauh dari yang berbeda dengannya.

Rahasia adanya percampuran dan kesesuaian di alam ruh, menyebabkan adanya keserasian serta kesamaan. Sebagaimana adanya perbedaan di alam ruh akan berakibat tidak adanya keserasian dan kesesuaian. Dengan cara inilah tegaknya urusan manusia. Allah befirman,
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا
“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya,” (QS. Al-A’raf: 189).

Dalam ayat ini Allah menjadikan sebab perasaan tenteram dan senang seorang lelaki terhadap pasangannya karena berasal dari jenis dan bentuknya. Jelaslah faktor pendorong cinta tidak bergantung dengan kecantikan rupa.

Tidak pula karena adanya kesamaan dalam tujuan dan keinginan, ataupun kesamaan bentuk dan dalam mendapat petunjuk. Pun demikian tidak dipungkiri, bahwa hal-hal ini merupakan salah satu penyebab ketenangan dan timbulnya cinta.

Nabi pernah mengatakan dalam sebuah hadis.

 الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih,” (HR. Bukhari 7/267 dari hadis ‘Aisyah secara muallaq, dan Muslim (2638) dari jalan Abu Hurairah secara mausul)

Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan bahwa asbabul wurud hadis ini yaitu ketika seorang wanita penduduk Mekkah yang selalu membuat orang tertawa hijrah ke Madinah, ternyata dia tinggal dan bergaul dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya. Yaitu senang membuat orang tertawa. Karena itulah Nabi ﷺ mengucapkan hadis ini. []

Jadi, pada dasarnya setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan. Dan pasangan hidup kita, merupakan cerminan diri kita. Hanya saja, tidak semua pasangan merasakan hal ini. Selalu ada perbedaan yang terjadi. Seperti halnya lelaki shaleh mendapatkan wanita yang tidak shalehah.

Nah, jika sampai akhir hayat wanita itu tidak bertaubat dan tidak berubah menjadi wanita shalehah, maka boleh jadi dia bukanlah jodoh kita. Sebab, yang berjodoh adalah mereka yang selalu bersama hingga akhirat kelak. Wallahu ‘alam. 

Sumber : http://ift.tt/2xzhYht



from Jom Dakwah http://ift.tt/2i3enGq
via Kuliah Islam

No comments:

Post a Comment