Monday, 29 May 2017
Do’a yang diijabah teruntuk orang yang berpuasa
Do’a yang diijabah teruntuk orang yang berpuasa Puasa adalah saat di mana do’a terijabah, dikabulkan oleh Allah. Itulah mengapa redaksi firman Allah di ayat 186 surat alBaqarah46 berada di antara ayat-ayat yang membicarakan puasa dan hukum-hukum yang terkait dengannya. Di dalamnya terkandung makna untuk berdo’a dengan sungguh-sungguh ketika berpuasa, terlebih lagi ketika hendak berbuka puasa.47 Jika waktu tersebut merupakan momen do’a terijabah, bagaimana lagi jika do’a dipanjatkan di akhir waktu hari Jum’at?!
Waktu yang paling utama untuk terijabah Waktu yang paling tepat untuk diijabah adalah ketika anda memanjatkan do’a di saat hendak berbuka puasa di hari Jum’at.
di mana redaksinya,
ََ اَذِإَو يِ كَلَأَس يِ اد َبِع يِ نَع َ نِإَف َُ يب ِرَق ََ يب ِجُأ َِ ةَوْعَد اَ اعَّ الد َِ ذِإ ان ا َعَد يِ وُ يب ِجَتْسَيْلَف ل يِ وا ُنِمْؤُيْلَو ََ ب َْ عَل ََ مُهَّل ون ُدُشْرَي "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu.” [al-Baqarah: 186]. 47 Lihat Tafsir Ibn katsir 1/509.
Bayangkanlah! Pada saat itu jiwa anda teramat membutuhkan rahmat Allah karena rasa lapar dan haus. Anda merendahkan diri kepada Sang Pencipta, merasa hina dan tunduk, mengharapkan kasih sayang-Nya dan takut akan siksa-Nya. Berharap ibadah anda diterima, sembari diiringi kekhawatiran amal yang dilakukan tidak layak untuk diterima. Bayangkanlah! Pada saat itu hati anda mengingat Allah dalam kesendirian, air mata anda berlinang, lisan anda senantiasa mengucapkan nama dan sifat-Nya, do’a dipanjatkan dengan penuh harap dan cemas karena mengharapkan rahmat-Nya. Dan ingatlah bahwa sungguh rahmat-Nya ditujukan kepada orang yang berbuat kebajikan.
Pengingat Pada waktu tersebut kita berada dalam momen di mana do’a berpeluang besar terijabah. Di hari yang agung, yaitu hari Jum’at di bulan yang penuh keberkahan. Ingatlah, manfaatkan waktu tersebut untuk memanjatkan do’a dengan mengucapkan berbagai puja-puji kepada-Nya, bershalawat kepada nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ingatlah, panjatkan do’a dalam keadaan suci, menghadapkan diri ke arah kiblat, seraya mengangkat tangan.
Ingatlah, panjatkan do’a dengan ikhlas, diiringi perasaan yang luluh, merengek, dan merendahkan diri. Panjatkan do’a seperti yang dituntunkan nabi, do’a yang ringkas tapi padat akan makna. Manfaatkan momen tersebut dengan memanjatkan do’a karena: َّ نِ ْ إ ك م َّبَ َ ر كَ ىَ ار َبَت ال َعَتَ و يِ ، يَح يِ يم ِرَك ْ يْحَتْسَي ِ نِم اَ هِدْبَع ذِ َ إ عَفَ ِ ر ،ِ هْيَدَي هْيَلِ ْ إ ن
َ
اَ أ ه م اا َّر د َي رْف ِ ص
"Sesungguhnya Rabb kalian tabaraka wa ta’ala adalah Rabb yang Maha Pemalu dan Maha Dermawan. Dia merasa malu apabila seorang hamba mengangkat kedua tangan dan meminta kepadaNya, namun kembali dalam keadaan kosong tidak membawa hasil.
Sumber : buku saku ramadhan
from Jom Dakwah http://ift.tt/2qt3RM3
via Kuliah Islam
Labels:
Jom Dakwah,
Kuliah Islam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment