Monday, 29 May 2017

RENUNGAN Jangankan Berhala Dan Manusia, Makanan Pun Kami Dilarang Untuk Mencelanya

Image result for nasi putih

Sifat seorang muslim itu sangat menawan. Hingga tak jarang banyak orang yang tertarik masuk ke dalam Islam sebelum mempelajari Islam. Lantas melalui apa seseorang boleh masuk Islam tanpa mempelajarinya terlebih dahulu? Tidak lain ialah kerana melihat akhlak atau perilaku seorang Muslim.

seperti yang direkodkan dalam sejarah dunia bahawa, disebuah sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir , apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya ". Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Hingga akhirnya sahabat Abu Bakar r.a menggantikan tugas Rasulullah tersebut. Tapi sang pengemis buta itu mangatakan, "siapakah kamu?". Abu Bakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan!, Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri ", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian ?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

Selain itu, Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan" (QS. Al An'am: 108).

Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam I'lamul Muwaaqi'in menjelaskan ayat di atas, "Allah melarang kita mencela tuhan-tuhan orang musyrik dengan pencelaan
yang keras atau sampai merendah-rendahkan (secara terang-terangan) kerana hal ini akan membuat mereka akan membalas dengan mencela Allah. Tentu termasuk maslahat besar bila kita tidak mencela tuhan orang kafir agar tidak memberi kesan kepada celaan bagi Allah (sembahan kita). Jadi hal ini adalah peringatan tegas agar tidak berbuat seperti itu, supaya tidak menimbulkan kesan negatif yang lebih parah. "

Jadi perlu diperhatikan bahawa kemungkaran tidaklah dibalas dengan kemungkaran yang semisal. Jika Nabi kita -shallallahu 'alaihi wa sallam- dicela, bukan bermakna kita boleh mencela Nabi' Isa 'alaihis salam. Kerana mencela Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah suatu kekufuran, demikian pula dengan mencela Nabi' Isa 'alaihis salam.

Dari Imam Nawawi yang mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra berkata, "Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sekalipun. Jika suka, beliau makan dan jika tidak suka, Rasulullah SAW tidak memakannya. "Hadis riwayat Bukhari-Muslim.

Dari hal kecil ini kita dapat melihat keindahan seorang Muslim yang dicontohkan Manusia terbaik sepanjang zaman Nabi Muhammad SAW.

sumber islampos.com


from Detik Islam http://ift.tt/2ry51pH
via Masa Untuk Islam

No comments:

Post a Comment