Wednesday, 17 May 2017

Menjadi Pemuda yang Cinta Masjid


Masjid memiliki 2 pengertian.

a. Pengertian umum, yaitu tempat sujud.
b. Pengertian khusus, yaitu tempat ibadah maghdah kaum muslim dan ibadah-ibadah lainnya.

1. Keutamaan MENDIRIKAN Masjid 
“Ada 7 golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah … seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid jetika ia keluar hingga kembali kepadanya.” (HR. Bukhari & Muslim)

2. Keutamaan MENDATANGI Masjid 
“Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman.” (HR. Tirmidzi, dari Abu Sa’id Al Khudri)

3. Keutamaan MEMBERSIHKAN Masjid 
“Dihadapkan padaku semua pahala yang diperbuat umatku, sampai-sampai kepada satu kotoran yang dikeluarkan oleh seseorang dari dalam masjid.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi)

4. Keutamaan MERAPIKAN Masjid
“Rasulullah SAW memerintahkan membangun masjid di kampung dan membersihkan serta memberinya wangi-wangian.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi)

5. Keutamaan MEMBANGUN Masjid 
“Barangsiapa membangun masjid bagi Allah mencari ridha Allah, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Muttafaq Alaih)

6. Keutamaan MEMAKMURKAN Masjid 
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At-Taubah:18)

7. Keutamaan Shalat di dalam Masjid
- Shalat di masjidil haram sama seperti shalat di masjid sebanyak 100.000 x
- Shalat di masjid nabawi sama seperti shalat di masjid sebanyak 1000 x
- Shalat di masjid al-aqsha sama seperti shalat di masjid sebanyak 500 x

Hal-hal yang dilarang dilakukan di Masjid
~ Transaksi atau jual beli
~ Mencari barang yang hilang
~ Bersiul dan bertepuk tangan
~ Datang dengan bau mulut atau badan

Optimalisasi Masjid Peran / fungsi
~ Tempat pelaksanaan peribadatan
~ Tempat pertemuan
~ Tempat bermusyawarah
~ Tempat perlindungan
~ Tempat kegiatan sosial
~ Tempat pengobatan orang sakit
~ Tempat latihan atau mengatur siasat perang
~ Tempat penerangan dan madrasah
~ Tempat berdakwah

Jadi Pemuda Yang Cinta Masjid

Kehidupan masa remaja itu emang yang paliing manis, tapi gak selalu bejalan dengan baik. Masa remaja kita tergantung bagaimana kita mau menjalaninya. kata pak guru dan bu guru, saat remaja adalah saat yang labil bagi seseorang. Labil pikirannya, labil emosinya dan labil pula imannya. Namun, disamping kekurangan-kekurangan tadi, ada BIG CHANCE yang HANYA terjadi saat kita masih remaja, yaitu janji Allah SWT tentang golongan yang mendapat perlindungan Allah pada Yaumul Hisab, salah satunya adalah Pemuda yang Cinta Masjid.

Yang dimaksud Cinta masjid adalah memakmurkan masjid dan menjadikan masjid sebagai sarana untuk selalu mendekatkan diri kepada Al-Khaliq. Seseorang yang mencintai sesuatu pasti hatinya akan selalu terpaut pada hal tersebut. Jika hati seorang pemuda sudah sebegitu terpautnya dengan masid, maka selalu ada saja alasan untuk pergi ke masjid, entah mau sholat, ngaji, atau cuma beristirahat. Dalam hatinya, masjid adalah tempat paling asyik. Nah, ada lagi hadist yang mengatakan, jika seseorang menjalankan sholat berjamaah di masjid selama 40 hari tanpa putus, maka dia akan mendapatkan pahala layaknya seseorang yang menunaikan ibadah haji. Whuih.. enak banget kan? tentu saja itu gak mudah, karena rutinitas kita seakan tidak mengijinkan kita untuk selalu berjamaah awal waktu di masjid. ya kuliah pukul 12.00 lah, Futsal-lah, kesiangan de-el-el. Tapi tetep bisa kita usahakan ko asal hati kita sudah bener-bener cinta sama masjid. Gimana? hanya dengan mencintai masjid kita bisa memperoleh hasil yang luar biasa baik di dunia dan akhirat.

Well, it's your life, where will you go, to heaven or hell? decide which now, do not delay !!

Cintai Masjid Seperti Mencintai Rumah Sendiri 

Masjid merupakan salah satu sarana pembinaan umat yang mendapat perhatian begitu besar dari Rasulullah Saw. Karena itu, pada saat singgah di Quba dalam perjalanan hijrah ke Madinah, beliau membangun masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Quba, bahkan ketika sampai di Madinah, bangunan pertama yang didirikan adalah masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Nabawi. Oleh karena itu, sebagai muslim, semestinya kita memiliki perhatian dan cinta yang besar kepada masjid. Kecintaan yang besar kepada masjid akan membuat kita memiliki rasa tang gung jawab yang besar terhadap pemakmurannya. Yang menjadi persoalan kita kemudian adalah, bagaimana kita membuktikan rasa cinta kepada masjid itu ?.

Tanda-tanda ada tidaknya rasa cinta terhadap masjid :

1. Rindu Pada Masjid.

Cinta pada sesuatu biasanya membuat seseorang rindu pada sesuatu itu karena memang hatinya telah terikat dan terpaut kepadanya. Karena itu, kecintaan kita kepada masjid seharusnya membuat hati kita terpaut kepadanya sejak kita keluar dari masjid hingga kembali lagi ke masjid. Manakala seseorang telah memiliki ikatan hati dengan begitu kuat dengan masjid, maka dia akan menjadi salah satu kelompok orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah pada hari akhirat, Rasulullah Saw bersabda yang artinya : Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah : seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya . (HR. Bukhari dan Muslim).

Manakala hati seseorang telah memiliki rasa cinta dan terpaut kepada masjid, maka pembinaan yang didapat dari masjid akan memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap seluruh aktivitasnya di luar masjid.

2. Berkorban Untuk Masjid

Ketika masjid hendak kita makmurkan sebagaimana mestinya, diperlukan pengorbanan yang besar, baik harta, jiwa, tenaga, waktu, pikiran maupun ilmu, pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki. Karena itu, sejak membangun masjid, Rasulullah Saw telah menunjukkan pengorbanannya yang besar, bahkan dengan tenaga yang dimilikinya, beliau membawa batu bata hingga para sahabat melihat beliau nampak lelah , yang membuat para sahabat juga bersemangat untuk bekerja lebih giat. Disamping itu, manakala ada sahabat yang menjadi jamaah masjid mengalami kesulitan ekonomi, beliau korbankan hartanya untuk membantu sahabat yang sulit itu hingga teratasi kesulitannya. Kalau mereka yang cinta pada kebathilan mau berkorban dengan segala yang mereka miliki, mengapa untuk yang haq seperti memakmurkan masjid kita tidak mau berkorban?

3.Membersihkan Masjid

Kecintaan kita pada suatu benda biasanya membuat kita harus selalu memperhatikan dan merawat benda itu. Rumah yang kita cintai membuat kita harus merawatnya setiap hari, begitu pula semestinya kecintaan kita kepada masjid. Karena itu, masjid yang kita miliki harus terawat dan terpelihara kebersihan dan kenyamanannya, bahkan kita sangat dianjurkan untuk memberi wewangian agar menjadi harum baunya, baik pada ruang peribadatan, ruang pertemuan maupun ruang wudhu dan kamar mandi. Namun yang amat kita prihatinkan adalah begitu banyak masjid-masjid kita yang tidak terpelihara kebersihannya sehingga kesegaran dan kenyamanan di dalam masjid tidak kita dapatkan sementara tempat wudhu, kamar mandi atau WC memberikan aroma yang sangat tidak menyenangkan, karena itu, terdapat hadits yang memerintahkan kaum muslimin untuk membersihkan masjid, hadits tersebut artinya: Dari Aisyah ra, ujarnya : Rasulullah Saw memerintahkan membangun masjid di kampung dan membersihkan serta memberinya wangi-wangian (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Karena masjid harus dibersihkan dan diberi wangi-wangian, disamping lantainya dipel setiap hari, karpetnya juga harus dibersihkan dan sajadahnya dicuci, sementara pencahayaan dan sirkulasi udara masjid harus sebaik mungkin dan jamaah dilarang untuk melakukan hal-hal yang dapat mengotorinya, misalnya dilarang merokok di dalam masjid.

4. Rajin Mendatangi Masjid

Kecintaan terhadap masjid membuat seorang muslim, khususnya muslim yang laki-laki rajin mendatangi masjid setiap harinya, karena itu, shalat berjamaah yang lima waktu semestinya dilaksanakan secara berjamaah di masjid, sedang shalat di rumah baru dilakukan dalam kondisi yang sangat darurat. Disamping untuk melaksanakan shalat berjamaah, kedatangan seorang muslim ke masjid juga untuk memakmurkan masjid itu dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakatnya. Dengan kedatangan seorang muslim ke masjid guna memakmurkannya dengan sebaik-baiknya, maka kita tidak perlu lagi meragukan keimanannya, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman (HR. Tirmidzi dari Abu Sa'id Al Khudri).

5. Tidak Menyalahgunakan Masjid 

Masjid merupakan sarana untuk mengagungkan Allah Swt dengan segala aktivitas yang tidak bertentangan dengan segala ketentuan-Nya. Karena itu manakala kita cinta kepada masjid, jangan sampai masjid itu digunakan untuk hal-hal yang memang tidak dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, misalnya pertama, melakukan jual beli di masjid, larangan ini terdapat dalam hadits yang artinya: Apabila kamu melihat orang berjual beli di masjid, maka katakanlah kepadanya : "semoga Allah tidak menguntungkan perdagangan kamu

(HR. Nasa'I dan Tirmidzi).

Kedua, mencari barang yang hilang, larangan ini terdapat dalam hadits yang artinya: "Barangsiapa mendengar seseorang mencari sesuatu yang hilang dalam masjid, hendaklah dikatakannya: "Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu", sebab masjid didirikan bukan untuk itu (HR. Muslim).

6. Menghormati Masjid

Bila kita cinta pada seseorang, biasanya kita menghormati orang itu dengan berbagai cara yang baik, demikian pula halnya dengan kecintaan kepada masjid. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan penghormatan kita kepada masjid.

Pertama, melaksanakan shalat tahiyyatul masjid ketika memasukinya masjid, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Apabila salah seorang diantara kamu datang ke masjid, maka hendaklah ia shalat dua rokaat sebelum duduk. (HR. Jamaah dari Abu Qatadah).

Kedua, tidak datang ke masjid dengan bau-bau yang tidak menyenangkan seperti mulut yang bau bawang merah, bawang putih atau kucai, karena itu pada zaman sekarang, jamaah mestinya menyadari bahwa merokok di masjid sesuatu yang tidak boleh dilakukan, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: "Barangsiapa makan bawang putih, bawang merah dan kucai, maka janganlah sekali-kali mendekati masjid kami, sebab malaikat merasa terganggu oleh apa-apa yg mengganggu manusia." (HR. Ahmad dan Bukhari dan Jabir ra).

Ketiga, membuang segala kotoran dari dalam masjid, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: "Dihadapkan padaku semua pahala yang diperbuat umatku, sampai-sampai kepada satu kotoran yang dikeluarkan oleh seseorang dari dalam masjid(HR. Abu Daud,Tirmdizi dari Anas ra).

Dari uraian di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa, masjid merupakan tempat yang harus kita cintai sebagaimana kita cinta pada rumah kita sendiri. Oleh karena itu, perhatian kita kepada masjid harus selalu kita tingkatkan dari waktu ke waktu agar masjid tidak lagi merana seperti yang sekarang banyak terjadi.

Mencintai & Mengembalikan "Fungsi Cinta" Masjid
Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al Quran Al Karim Surah Al Taubah ayat 18)

Bukan tanpa alasan, Rasulullah saw langsung mendirikan masjid ketika tiba di Madinah. Bahkan sejarah mencatat bahwa sebelum tiba di Madinah-pun, tatkala singgah di Quba, hal pertama yang didirikan oleh Rasulullah saw adalah Masjid.

Dengan indah, Syaikh Shaffiyur Rahman Mubarakfury menggambarkan masjid Nabawy yang didirikan oleh Rasulullah saw setibanya beliau di Madinah : "Masjid itu bukan sekedar tempat untuk melaksanakan sholat semata, tapi juga merupakan sekolahan bagi orang-orang Muslim untuk menerima pengajaran Islam dan bimbingan-bimbingannya, sebagai balai pertemuan dan tempat untuk mempersatukan berbagai unsur kekabilahan dan sisa-sisa pengaruh perselisihan semasa Jahiliyah, sebagai tempat untuk mengatur segala urusan dan sekaligus sebagai gedung parlemen untuk bermusyawarah dan menjalankan roda pemerintahan." (Sirah Nabawiyah)

Dimulai dari masjid inilah kemudian, sejarah juga mencatat, Rasulullah saw mempersaudarakan orang-orang Muslim. Dan inilah aplikasi yang hendak diajarkan oleh Ilahi lewat ayat-Nya :

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud". (Al Quran Al Karim Surah Al Baqarah125)

Ayat tersebut menunjukkan kepada kita bahwa setidaknya ada 3 (tiga) fungsi masjid :

1. Tempat berkumpul bagi manusia
2. Tempat yang aman
3. Tempat shalat

Secara sunatullah, Fungsi pertama jika fungsi kedua juga tercapai. Dan Insya Allah jika fungsi pertama tercapai, fungsi ketiga lebih mudah pula untuk tercapai.

Rasa aman di masjid, rasa tenteram di masjid, hanya bisa hadir jika para penghuninya, para pengurusnya memiliki rasa kasih sayang, rasa CINTA.

Tanpa itu, masjid akan kehilangan fungsinya. Seperti `kritik' yang disampaikan oleh Allah dalam firman-Nya tentang masjid Dhirar :
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan mesjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). (Al Quran Al Karim Surah Al Taubah ayat 107)

Dan salah satu cermin kasih sayang adalah kelembutan akhlaq yang dicerminkan oleh kehalusan budi bahasa, kehalusan akhlaq dan kehalusan da'wah. Kembali Mencintai dan Mengembalikan `Fungsi Cinta' Masjid itulah yang diharapkan dapat disumbangkan dari kegiatan-kegiatan edukasi dan budaya di sebuah masjid.

Kehadiran lembaga pendidikan dan kebudayaan di sebuah masjid sebagai sentra kegiatan keummatan tampaknya harus mulai kita rintis di saat-saat ini, sebagai pelengkap dan penyeimbang metode da'wah, di saat banyak pihak menikmati romantika pendekatan politik dalam da'wah.

Mudah-mudahan apa yang dilakukan oleh Team Penerbitan Rumah Ilmu Indonesia menggelar road show Buku "Ada Cinta di Masjidku" menjadi salah satu upaya untuk mencapai hal itu. Insya Allah.
Laa Haula wa Laa Quwwata ila Billah

Keutamaan masjid dibandingkan tempat yang lainnya

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

Keutamaan membangun masjid ikhlas karena Allah

imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

عَنْ عُثْمَانِ بْنَ عَفَّانَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ مِثْلَهُ

Dari Utsman bin Affan -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membangun masjid ikhlas karena Allah maka Allah akan membangunkan baginya yang serupa dengannya di surga.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

Tidak boleh membangun masjid di tanah pekuburan

Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya :

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ وَأُمَّ سَلَمَةَ ذَكَرَتَا كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِالْحَبَشَةِ فِيهَا تَصَاوِيرُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُولَئِكِ إِذَا كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكِ الصُّوَرَ أُولَئِكِ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari ‘Aisyah -radhiyallahu’anha- bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah menceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai sebuah gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah, di dalam gereja itu terdapat gambar-gambar. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya mereka itu apabila di antara mereka terdapat orang yang soleh yang meninggal maka mereka pun membangun di atas kuburnya sebuah masjid/tempat ibadah dan mereka memasang di dalamnya gambar-gambar untuk mengenang orang-orang soleh tersebut. Mereka itu adalah makhluk yang paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat kelak.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

Tidak boleh menyerupai Yahudi dan Nasrani
Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَرَضِهِ الَّذِي لَمْ يَقُمْ مِنْهُ لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

Dari ‘Aisyah -radhiyallahu’anha- dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika beliau sedang menderita sakit yang membuatnya tidak bisa bangun -menjelang wafat, pen-, “Allah melaknat Yahudi dan Nasrani; mereka menjadikan kubur-kubur nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

Larangan menjadikan kubur orang soleh sebagai tempat ibadah
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

عَنْ جُنْدَبِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ أَنْ يَمُوتَ بِخَمْسٍ وَهُوَ يَقُولُ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ أَنْ يَكُونَ لِي مِنْكُمْ خَلِيلٌ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدْ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا أَلَا وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَتَّخِذُونَ قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيهِمْ مَسَاجِدَ أَلَا فَلَا تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ

Dari Jundab -radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lima hari sebelum beliau meninggal, “Sesungguhnya aku berlepas diri kepada Allah bahwa aku tidak akan menjadikan seorang pun dari kalian sebagai kekasihku, karena sesungguhnya Allah ta’ala telah menjadikan aku sebagai kekasih-Nya sebagaimana Dia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Kalau seandainya ku diijinkan untuk mengangkat seorang kekasih dari kalangan umatku, maka niscaya akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian biasa menjadikan kubur para nabi dan orang-orang soleh di antara mereka sebagai tempat ibadah, sesungguhnya aku melarang kalian melakukan hal semacam itu.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

Menjaga kebersihan masjid dari kotoran

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبُزَاقُ فِي الْمَسْجِدِ خَطِيئَةٌ وَكَفَّارَتُهَا دَفْنُهَا

Dari Anas bin Malik -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Berludah di masjid adalah kesalahan dan peleburnya adalah dengan menguburkannya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

Boleh membawa anak kecil ke masjid

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ النَّاسَ وَأُمَامَةُ بِنْتُ أَبِي الْعَاصِ وَهِيَ ابْنَةُ زَيْنَبَ بِنْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَاتِقِهِ فَإِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا وَإِذَا رَفَعَ مِنْ السُّجُودِ أَعَادَهَا

Dari Abu Qatadah al-Anshari -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami para sahabat sedangkan Umamah binti Abi al-’Ash -yaitu anak perempuan Zainab putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- berada di atas bahunya. Apabila beliau ruku’ maka beliau meletakkannya dan apabila bangkit dari sujud maka beliau mengembalikannya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

Tidak mengganggu jama’ah yang lain dengan bau yang tak sedap (rokok dsb)

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الْبَقْلَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسَاجِدَنَا حَتَّى يَذْهَبَ رِيحُهَا يَعْنِي الثُّومَ

Dari Ibnu Umar -radhiyallahu’anhuma- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memakan sayuran seperti ini maka janganlah dia mendekat ke masjid-masjid kami sampai baunya telah hilang.” Maksudnya adalah bawang (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

Sumber: http://ift.tt/2qQmc5p

from Jom Dakwah http://ift.tt/2reGC8d
via Kuliah Islam

No comments:

Post a Comment