Sunday, 20 August 2017

Larangan Duduk di atas Kubur oleh Rasulullah SAW


Kubur menjadi tempat tinggal terakhir bagi manusia yang meninggal dunia. Di sana, jenazah akan memasuki fasa alam barzah dan menunggu hari kiamat tiba. Tidak ada yang tahu, bagaimana keadaan mayat saat berada di sana.Semuanya menjadi rahsia Allah.

Pada waktu tertentu, biasanya keluarga akan mengunjungi kubur untuk menziarahi ahli keluarga yang telah meninggal dunia.  Hal ini dilakukan untuk mendoakan atau sekadar membersihkan kawasan kubur saja. Namun dalam pelaksanaan aktiviti itu manusia sering kali melakukan hal yang salah atau dilarang.

Salah satunya adalah menduduki atau melangkahi kuburan yang bukan milik keluarganya. Ternyata hal ini sangat dilarang oleh Rasulullah.

Larangan duduk di atas kubur karena seperti itu termasuk menghinakan kubur.

Dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ

“Seandainya seseorang duduk di atas bara api sehingga membakar pakaiannya sampai kulitnya, itu lebih baik baginya dibandingkan duduk di atas kubur.” (H.R Muslim, no. 1612). Hadits ini menunjukkan bahwa duduk di atas kubur termasuk dosa besar karena ancaman yang keras seperti ini.

Makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Tidak perlukan waktu lama, jasad tanpa nyawa ini harus dimakamkan di tempat terakhir mereka di kubur. Tidak ada lagi teman di sana. Sahabat sejati pergi, bahkan keluarga pun tidak mahu menemani. Bila waktu telah memanggil, maka teman sejati hanya tinggal amal.

Berdasarkan pendapat majoriti Ulama, gambaran syurga dan neraka itu terjadi di barzakh, dan itu merupakan dalil penetapan adanya siksa kubur. Bagi mereka yang beriman dan bertakwa selama hidup, maka akan merasakan nikmat kubur. Namun jika sebaliknya yang dilakukan, maka mereka merasakan kubur seperti di neraka.

Beruntung jika yang dirasakan oleh mayat ini adalah nikmat kubur. Namun begitu siksanya bagi mereka yang mendapatkan azab. Mereka merasakannya siang dalam malam.  Seperti yang dijelaskan Allah dalam Alquran. Bagaimana laknatullah, Firaun disiksa oleh Allah pagi dan petang.

“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditunjukkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat), ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.’” (QS. Al-Mu’min [40]: 45-46).

Hal inilah yang mungkin juga dialami oleh saudara kita sesama muslim yang telah meninggal. Lalu kita dengan mudahnya ketika datang ke kubur  mendudukinya atau bahkan melangkahinya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Janganlah kalian duduk di atas kubur dan jangan solat menghadap kepadanya,” (Diriwayatkan Muslim).

Rasulullah juga bersabda, “Seandainya salah seorang dari kalian duduk di atas bara api kemudian bara api tersebut membakar pakaiannya dan mengenai kulitnya, itu lebih baik baginya daripada duduk di atas kuburan,” (Diriwayatkan Muslim).

Berdasarkan hadist di atas, majoriti ulama menyatakan bahawa hukum duduk  di atas kuburan adalah makruh. Tindakan ini dianggap sebagai sikap tidak hormat kepada si mayat. Sementara itu   Imam Abu Zakariya Muhyiddin Yahya Ibnu Syaraf Al-Nawawi menegaskan bahawa tidak hanya duduk diatas kubur muslim yang dihukumkan makruh begitu juga memijaknya kecuali kerana adanya keperluan yang mendesak (hajat).

Misalnya kerana tidak boleh sampai pada kubur yang dituju semasa melaksanakan ziarah kubur kecuali dengan melalui dan memijak kubur lain, maka hukumnya adalah boleh (tidak makruh) demikian juga duduk diatas kubur yang dianggap mayat yang ada didalam kuburan tersebut telah hancur dan tidak tersisa lagi, maka hukum duduk diatas kuburan yang semacam itu adalah boleh (tidak makruh).

Imam Nawawi juga menyatakan bahwa bermalam dikubur adalah makruh kerana hal itu (bermalam dikuburan) dapat menyebabkan kekacauan. Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Ahmad Ibnu Salamah Al-Qulyubi juga menambahkan bahawa hukum buang air besar dan buang air kecil diatas kuburan orang muslim adalah haram.

Saudara seiman, kita tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi didalam kubur si mayat yang kita duduki atau pijak itu. Kita hanya tahu, bahawa kubur ini seperti  rumah, menjadi tempat tinggal jenazah yang sudah wafat.

Wallahua’lam

Sumber:- Infoyunik.com

from Jom Dakwah http://ift.tt/2vgbt29
via Kuliah Islam

No comments:

Post a Comment