Saturday, 13 May 2017
HADITS PALSU - DIALOG RASULULLAH DENGAN IBLIS
Beredar sangat banyak dan sudah lama, hadits tentang dialog antara Rasul mulia dan Iblis terlaknat. Sebagian masyarakat menganggap bahwa isinya baik dan bermanfaat sehingga layak disebarkan padahal hadits ini adalah hadits palsu dan dusta atas nama Nabi dan berisi hal yang bahaya dan mencederai Rasulullah dan shahabat.
Jangan disebarkan kecuali untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa hadits ini palsu dan dusta!
Berikut ini saya sertakan kajian tiga ulama dunia tentang hadits ini:
A. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Ketika beliau ditanya tentang riwayat ini, berikut jawabannya:
“Ini hadits dusta. tidak terdapat di dalam kitab-kitab muslimin yang dipercaya baik kitab shahih, sunan ataupun musnad. siapa saja yang tahu bahwa ini adalah dusta atas nama nabi maka tidak boleh meriwayatkannya…” (Majmu’ al-Fatawa 18/350)
B. Fatwa Syekh Abdurrahman as-Suhaimi (Ulama Masjid Nabawi dan Dosen Universitas Islam Madinah):
Ini dusta yang nyata! Ini hadits maudhu’ dusta tidak boleh meriwayatkannya, menyampaikan dan menyebarkannya di masyarakat kecuali jika ingin mengingatkan bahayanya hadits ini dan menjelaskan dustanya.
Di antara tanda-tanda dusta yang nyata adalah:
Menyebutkan (sumpah dengan talak!) hal ini tidak pernah dikenal di antara para shahabat radhiallahu anhum
Pernyataannya tentang tempat berlindungnya (di bawah kuku manusia) ini bertentangan dengan hadits yang shahih dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dari Nabi: jika seseorang bangun dari tidurnya, maka bersihkan hidung dengan air tiga kali karena syetan menginap di dalam hidungnya.
Pernyataannya melalui lisan syetan: (Saya punya anak yang saya beri nama kahil yaitu yang menjadi celak mata manusia di majlis ulama dan khutbah hingga mereka tertidur saat mendengarkan nasehat para ulama maka tidak dicatat baginya pahala selamanya) bagaimana tidak dicatat baginya pahala selamanya, padahal dia telah hadir di majlis ilmu dan khutbah? Apakah sama antara yang hadir dan dikalahkan oleh kantuknya dengan yang tidak hadir sama sekali?
Saya juga ingat di sebagian riwayat-riwayat dusta ini bahwa mereka berkata sesungguhnya Nabi menawarkan kepada Iblis taubat agar beliau memberinya syafaat nanti di sisi Allah! Ini dusta yang paling besar. Sesungguhnya Allah telah berfirman dan firman-Nya adalah benar, berjanji dan janji-Nya tidak mungkin diingkari dan tidak pernah diganti keputusannya. Dia telah menjanjikan Iblis untuk berusia hingga hari kiamat. Dia telah memberitahukan bahwa Iblis itu terlaknat dan akan masuk Jahannam, kelak Iblis akan menyampaikan khutbahnya di hadapan para pengikutnya di Jahannam dan seterusnya…Bagaimana kemudian dia ditawari taubat?! Karena diterimanya taubat dan pemberian syafaat baginya artinya membuang semua hal yang disampaikan Allah dalam firman-Nya tersebut di atas.
Maka, berhati-hatilah bagi yang menyebarkan kedustaan nyata seperti ini. Setiap hadits yang berisi hal seperti ini dan sepanjang ini, maka telah menyebabkan keraguan, tidak boleh diterima hingga diperiksa.
Nasehat bagi yang sering membuka internet agar jangan terlalu cepat menyebarkan kedustaan-kedustaan dan hadits-hadits pendongeng seperti ini. Tapi tanyakan dulu kepada ahli ilmu.
Dan bahaya sekali menyebarkan hadits dusta, karena yang menyebarkannya akan mendapatkan dosa dusta dan bergabung dalam dusta dengan yang membuatnya.
Telah diingatkan dengan keras dalam hadits mutawatir dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sabdanya: dusta atas namaku tidak seperti dusta atas nama salah seorang di antara kalian, siapa yang dusta atas namaku dengan sengaja maka tempatnya di neraka.
Dan dalam sabda Nabi yang lain:
“Jangan berdusta atas namaku, sesungguhnya yang berdusta atas namaku akan masuk neraka.”
Wallahu ta’ala a’lam
C. Fatwa dari Markaz Fatwa di bawah bimbingan DR. Abdullah al-Faqih:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan shahabatnya.
Amma ba’du: ini hadits tidak ada sumbernya, bahkan dusta nyata yang tidak boleh diceritakan kecuali untuk mengingatkan dan menjauhkan orang darinya. Di dalamnya ada kedustaan nyata yang tidak mungkin dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Wallahu a’lam
Penulis: Budi Ashari (Alumnus Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah), diambil dari notes beliau
Berikut adalah teks hadits PALSUnya:
Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata: “Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabatdari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar: “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku “.
Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat: “Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu ?”.
Para sahabat menjawab, “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. “Rasulullah berkata: “Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya.”
Umar bin Khattab r.a. berkata: “Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?” Nabi SAW berkata pelan: “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiyamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”
Ibnu Abbas berkata: “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut
sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke atas, tidak ke samping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan/kerbau [tsur].
Dia berkata, “Assalamu’alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]“.
Nabi SAW menjawab: “Assamu’lillah ya la’iin [Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis".
Iblis berkata: "Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah] .”
Nabi SAW berkata: “Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.
Iblis berkata, “Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepadamu. Allah SWT bersabda,” Demi kemulian dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku.”
Rasulullah kemudian mulai bertanya: “Jika kamu jujur, beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?”
Iblis menjawab: “Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
Rasulullah SAW: “Siapa lagi yang kamu benci?”
Iblis: “Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT.”
Rasulullah: “Lalu siapa lagi?”
Iblis: “Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar.”
Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”
Iblis: “Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran.”
Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”
Iblis: “Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya.”
Rasulullah: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar?”
Iblis: “Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar.”
Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”
Iblis: “Orang kaya yang bersyukur.”
Rasulullah bertanya: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”
Iblis: “Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal.”
Rassulullah: Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat?”
Iblis: “Aku merasa panas dan gemetar.”
Rasulullah: “Kenapa, wahai terlaknat?”
Iblis: “Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat.”
Rassulullah: “Jika mereka shaum?”
Iblis: “Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa.”
Rasulullah: “Jika mereka menunaikan haji?”
Iblis: “Saya menjadi gila.”
Rasulullah: “Jika mereka membaca Al Qur’an?’
Iblis: “Aku meleleh seperti timah di atas api.”
Rasulullah: “Jika mereka berzakat?”
Iblis: “Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji atau kapak dan memotongku menjadi dua.”
Rasulullah: “Mengapa begitu, wahai Abu Murrah?”
Iblis: “Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”
Iblis: “Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam?”
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Umar?”
Iblis: “Demi Tuhan, tiada aku bertemu dengannya kecuali aku akan lari darinya.”
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Utsman?”
Iblis: “Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya.”
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib?”
Iblis: “Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu.”
Rasulullah: “Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat.”
Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad: “Hay-hata hay-hata .. [tidak mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis [ikhlas].”
Rasulullah: “Siapa yang mukhlis itu menurutmu?”
Iblis dengan panjang-lebar menjawab: “Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] world, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah] termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi world [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr]: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:”Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, “Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua.” Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja. Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya: “Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,’ Lihatlah kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, ‘Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya.’ Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.
Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.
Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di world dan cinta world. Dia menjadi pendengar kami yang setia.
Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,’ Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari Allah’. Aku katakan kepada orang yang sakit: “Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :” Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, ………
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir.
Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.
Nabi berkata: “Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu?”
Iblis: “Pemakan riba.”
Nabi: “Siapa teman kepercayaanmu [shadiq]?”
Iblis: “Pezina.”
Nabi: “Siapa teman tidurmu?”
Iblis: “Orang yang mabuk.”
Nabi: “Siapa tamumu?”
Iblis: “Pencuri.”
Nabi: “Siapa utusanmu?”
Iblis: “Tukang Sihir.”
Nabi: “Apa kesukaanmu?”
Iblis: “Orang yang bersumpah cerai.”
Nabi: “Siapa kekasihmu?”
Iblis: “Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.”
Nabi: “Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu?”
Iblis: “Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah.”
Nabi: “Apa yang melelehkan badanmu?”
Iblis: “Taubatnya orang yang sungguih-sungguh bertaubat.”
Nabi: “Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu?”
Iblis: “Istighfar yang banyak kepada Allah siang dan malam.
Nabi: “Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”
Iblis: “Zakat secara sembunyi-sembunyi.”
Nabi: “Apa yang membutakan matamu?”
Iblis: “Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh].”
Nabi: “Apa yang memukul kepalamu?”
Iblis: “Memperbanyak shalat berjamaah.”
Nabi: “Siapa yang paling bisa membahagiakanmu?”
Iblis: “Orang yang sengaja meninggalkan shalat.”
Nabi: “Siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”
Iblis: “Orang kikir – pelit – kedekut.”
Nabi: “Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu]?”
Iblis: “Majlis-majlis ulama.”
Nabi: “Bagaimana kamu makan?”
Iblis: “Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku.”
Nabi: “Di mana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas?”
Iblis: “Di balik kuku-kuku manusia.”
Nabi: “Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah?”
Iblis: “Sepuluh perkara.”
Nabi: “Apa sajakah itu, wahai terlaknat?”
Iblis: “Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah: “Dan hasutlah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (QS. 17:64)
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.
Itulah maksud firman Allah: ” ……., dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki …… (QS. 17:64) . Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya
memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS. 17:27)
Rasulullah berkata: “Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”
Lalu Iblis meneruskan: “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan ke manapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku: “Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat.
Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.
Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, ‘keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.
Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan “Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.
Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud: “Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS. 11:119) dilanjutkan dengan: “Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku,” (QS. 33:38)”.
Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis: “Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga.”
Ia iblis menjawab: “Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya”.
Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi.
Sumber : islam2u.net
from Jom Dakwah http://ift.tt/2pvI2LA
via Kuliah Islam
Labels:
Jom Dakwah,
Kuliah Islam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment